JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) memproyeksikan kenaikan produksi sawit (CPO dan minyak kernel sawit atau CPKO) sebesar 6% pada tahun depan. Faktor iklim menjadi pendorong utama produksi akan lebih baik.
“Iklim (terutama hujan) kemarau basah 2016 dan perkiraan iklim normal 2017,” kata Hasril Siregar, Direktur Utama PPKS dalam layanan singkat WhatsApp, pada pekan lalu.
Pertumbuhan produk sawit (CPO dan CPKO) tahun 2017 diperkirakan 6% menjadi 37 juta ton, lebih tinggi dibandingkan tahun ini sebesar 34 juta ton.
Produksi sawit 37 juta ton pada tahun depan terdiri dari produksi CPO sebesar 33,5 juta ton dan produksi CPKO berjumlah 3,44 juta ton. Untuk tahun ini, produksi CPO sebanyak 31,4 juta ton dan CPKO berjumlah 3,2 juta ton.
Menurut Hasril, faktor pendorong produksi juga dipengaruhi peremajaan belum lancar sehingga masih ada produksi. Ditambah lagi adanya tambahan lahan tanaman menghasilkan (TM).
Sementara itu, rerata harga CPO tahun 2017 diramalkan sebesar US$741/ ton. Proyeksi harga ini mengalami kenaikan dari rerata tahun ini sebesar US$698/ton.
PPKS merupakan gabungan dari 3 lembaga penelitian, yaitu Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Medan, Puslitbun Marihat, dan Puslitbun Bandar Kuala. PPKS memiliki visi menjadi lembaga penelitian bertaraf internasional yang mampu menjadi acuan (center of excellence) bagi perkelapasawitan nasional, yang dalam kegiatannya mampu mandiri secara finansial dan memiliki sumberdaya insani yang berkualitas dan sejahtera. (Qayuum)