JAKARTA, SAWITINDONESIA – Pola kemitraan yang dibangun perusahaan sawit dengan petani merupakan strategi tepat meningkatkan kesejahteraan para petani. Bustanul Arifin, Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), menjelaskan pola kemitraan menunjukkan bagaimana perusahaan dan petani saling bekerjasama untuk meningkatkan produksi yang dihasilkan dari ladang para petani.
“Pola kemitraan ini sudah dikembangkan oleh beberapa perusahaan kelapa sawit di Indonesia. Melalui kemitraan, petani diberikan akses untuk mengetahui secara adil dan transparan penentuan harga pokok produk yang dihasilkan, jadi tidak akan ada diskriminasi harga. Selain itu, beragam pelatihan mengenai teknik berkebun yang baik juga akan diberikan kepada petani. Melalui pola kemitraan yang baik maka ekonomi nasional mendapatkan stimulus yang tepat untuk terus berkembang” ujar Bustanul dalam rilis yang diterima Majalah SAWIT INDONESIA.
Masalah kemitraan perusahaan dan petani sawit mengemuka dalam Diskusi Publik yang bertemakan “Program Kemitraan Perusahaan Kelapa Sawit dengan Petani Plasma untuk Peningkatan Ekonomi Nasional” yang diselenggarakan oleh Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen-Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesa (PERHEPI) di Bogor pada 27 Oktober 2014.
Berdasarkan penelitian Syahza (2009) di propinsi Riau dikemukakan bahwa multiplier effect dari sektor kelapa sawit di Provinsi Riau adalah sebesar 3,03 yang berarti bahwa investasi sebesar Rp 1 akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp 3,03. Dalam skala internasional, ekspor sawit telah merupakan salah satu komoditas non migas terbesar yang telah mencapai 15,8 juta UAS$ pada tahun 2013 atau sekitar 8,7 persen dari total ekspor Indonesia (UN Comtrade, 2014).
Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan sebagai komoditas unggulan, industri kelapa sawit harus mampu menjawab tantangan mengenai kesejahteraan para petani. Program kemitraan perusahaan dan petani yang dikembangkan oleh industri sawit ternyata mampu memberikan keuntungan secara bisnis dan meningkatkan kesejahteraan para petani.
Salah satu perusahaan kelapa sawit yang telah mengembangkan program kemitraan bersama petani plasmanya adalah Asian Agri. Perusahaan ini bahkan telah menjadi peserta awal program kemitraan petani plasma nasional pada tahun 1987. Saat ini, Asian Agri telah bermitra dengan petani plasma yang mencakup lahan seluas 60.000 hektar dan membina 29.000 keluarga petani.
Freddy Widjaya, General Manager Asian Agri, menjelaskan, melalui pola kemitraan ini, Asian Agri telah memberikan beragam pelatihan yang terkait dengan praktek perkebunan yang berkelanjutan. Misalnya, perusahaan memberikan pelatihan tata cara pengelolaan kelapa sawit yang baik dan ramah lingkungan untuk pengoptimalisasian produksi, pelatihan penggunaan pupuk secara efektif dan efisien, serta pelatihan wirausaha di luar perkebunan untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
“Skema kemitraan inti plasma yang laksanakan Asian Agri telah berhasil meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para petani dan keluarganya. Di saat yang sama, pola kemitraan yang memperhatikan lingkungan ini juga membawa keuntungan dari segi bisnis karena produksi yang dihasilkan petani memiliki kualitas yang baik dan dapat diterima oleh pasar internasional,” pungkas Freddy Widjaya.