JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Subholding gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN terus berinovasi melalui pemanfaatan biomethane dari limbah kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME). Nantinya, PGN akan menyalurkannya ke wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Pengembangan ini melibatkan anak usaha PGN, PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) untuk menindaklanjuti kerjasama pemanfaatan biomethane terkompresi (Bio-CNG) dengan PT KIS Biofuels Indonesia (KIS).
Untuk langkah awal, KIS akan menyalurkan sekitar 36.500 MMBTU di tahun pertama kepada Gagas. Selanjutnya kebutuhan ini akan disesuaikan dan dapat meningkat hingga 100% di tahun kelima.
Kerjasama ini tindak lanjut dari penandatanganan MoU antara PGN dengan KIS dalam ajang G20 di Bali pada tahun 2022. Selain itu, PGN akan berkomitmen memperluas pemanfaatan energi ramah lingkungan dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh negeri ini. Kerjasama pemanfaatan Bio-CNG antara Gagas dan KIS untuk pelanggan ritel adalah langkah baru yang kami lakukan untuk mendukung pemerintah guna mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060,” ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/1/2023).
Bio-CNG ini memiliki karakter gas bumi seperti yang dialirkan PGN. Distribusinya telah dipetakan PGN mendekati sentra produksi sawit seperti Sumatera dan Kalimantan. Pengembangan proyek Bio-CNG potensial menjadi energi baru terbarukan yang dapat membantu menekan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan lebih ramah lingkungan.
Kerjasama Gagas dengan KIS telah dimulai semenjak 2023 yang diperkuat kembali melalui pertemuan antara PGN, KIS dan Gagas pada Rabu (10/01). Pertemuan tersebut dihadiri oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari, Direktur KIS KR Raghunath, dan Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah di Kantor Pusat PGN di Jakarta.
Pada skema kerja sama pemanfaatan Bio-CNG, KIS mengolah limbah cair kelapa sawit sehingga menghasilkan gas yang karakteristiknya menyerupai gas bumi. Gas tersebut selanjutnya dikompresi dan akan dimanfaatkan oleh Gagas untuk selanjutnya didistribusikan ke pelanggan komersial dan industri.
Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah mengatakan, perusahaan menjalankan perannya sebagai penyedia energi ramah lingkungan.
“Gagas tetap pada perannya sebagai penyedia energi ramah lingkungan melalui moda beyond pipeline. Tetapi kali ini salah satu pasokan yang kami peroleh berasal dari sumber energi yang lebih sustainable yaitu limbah cair kelapa sawit yang telah diproses oleh KIS menjadi biomethane yang akan kami transportasikan dalam bentuk BioCNG,” urainya.
Direktur KIS KR Raghunath mengungkapkan bahwa kerjasama untuk menangkap metana dari limbah cair kelapa sawit akan semakin memperkuat industri biomethane di Indonesia dan membantu menekan emisi gas rumah kaca.
“Proyek kerjasama ini akan membantu mengurangi permasalahan emisi dan mendukung Indonesia mencapai target Net Zero Emission,” pungkas Raghunath.