JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Petani sawit asal Negeri Jiran merasakan dampak anjloknya sawit. Saat ini, Harga Tandan Buah Segar (TBS ) sawit diMalaysia terpangkas 60% dari biasanya RM750/ton atau setara Rp 2,57 juta/ton (1RM =Rp 3.437).
“Kami menangis setiap hari. Harga turun sangat tajam,”kata Edward Chai, Petani Sawit yang mempunyai lahan seluas 2,5 hektare Kampung Baru Bidor Stesen in Bidor, Perak, Malaysia, seperti dilansir dari laman thestar.com, pada 15 Desember 2018.
Saat ini harga TBS yang diterima petani Malaysia rerata RM 280/ton atau setara Rp 962.360 (Kurs 1 RM=Rp 3.437). Dengan harga sebesar ini, petani kesulitan menutupi ongkos produksi. Sebagai gambaran, kata Edward, petani mengeluarkan biaya panen sebesar RM40/ton. Untuk menghemat ongkos transportasi, hasil panen dibawa sendiri ke pabrik sawit.
Petani lain, Ah Chen, menceritakan sejumlah pabrik menghentikan sementara pembelian buah sawit dari petani. Di Malaysia, jumlah petani sawit diperkirakan 650 ribu hektare.
Edward Chai meminta pemerintah Malaysia secepatnya memberikan solusi terkait persoalan harga TBS petani. “Kami butuh solusi cepat untuk selesaikan masalah kami (harga TBS),” pintanya.
Dr.Mahathir Mohamad, Perdana Menteri Malaysia, mengatakan Tiongkok berencana membeli produk sawit Malaysia sebanyak 500 ribu ton.
Di Indonesia, masalah harga TBS petani mulai menunjukkan titik terang. “Harga TBS mulai naik,” kata Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Rino Afrino.
Pernyataan Rino meruju kepada penetapan harga TBS di beberapa provinsi. Penetapa harga TBS di Provinsi Riau periode 19 Desember-25 Desember 2018 naik Rp87,68/kg untuk umur 10 tahun menjadi Rp 1.376,61/kg.