BANYUASIN, SAWIT INDONESIA – Secara umum perkebunan sawit rakyat hanya mengandalkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebagai pendapatan dalam usaha perkebunannya. Maka, untuk meningkatkan pendapatan petani diversifikasi usaha baik horisontal maupun vertikal menjadi langkah tepat untuk melapaskan ketergantungan dari TBS sebagai penghasilan utama.
Untuk itu, sebagai upaya untuk mempersiapkan kelompok-kelompok tani/koperasi pekebun agar memiliki pengetahuan teknis dan bisnis serta kelambagaan. Sejumlah 30 anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Permata dari Banyuasin, Sumatera Selatan mendapat kesempatan workshop industri hilir kelapa sawit skala kecil. Workshop terselenggara atas kerjasama KUD Pertama bekerjasama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), OPSTP-PPKS dan Apkasindo.
Workshop industri hilir kelapa sawit di adakan selama lima hari (22 – 26 April 2019) di Oil Palm Science Techno Park (OPSTP), Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), di Medan.
Secara teknis kegiatan wokshop terbagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama, perserta mendapatkan penjelasan teoritis baik aspek teknis produksi maupun finansial dan pengelolaan produksi di dalam kelas. Dan, brainstorming implementasi lapangan konsep produks. Selain itu, pelatihan ini juga mendiskusikan strategi pembiayaan, kelembagaan dan pemasaran produk.
Selanjutnya, pada sesi kedua, peserta mendapat praktek kerja. Pada sesi ini peserta diajarkan proses produksi dan menyusun rencana bisnis kelompok/koperasi di pabrik pengolahan oleopangan di OPSTP.
Ketua KUD Permata, Bambang Gunanto menjelaskan melalui pelatihan (workshop) peserta bisa belajar mengembangkan usaha yang bersifat konglomerasi petani berbahan baku hasil perkebunan kelapa sawit. “Tidak hanya itu, dengan mengikuti pelatihan koperasi kelapa sawit rakyat mendapatkan pengetahuan dan keterampilan teknis produksi produk hilir berbasis minyak dan biomassa kelapa sawit,” kata Bambang.
Lebih lanjut, Bambang juga mengharapkan workshop produk hilir bisa menambah wawasan pengetahuan dan keterampikan peserta dalam pengelolaan industri hilir. dan mampu membuat rancangan infrastruktur pendukung bisnis seperti pembiayaan, pemasaran dan kelembagaan usaha. “Dan, ada tindak lanjut kerjasama berdasarkan kontrak kerjasama antar Lembaga,” pungkasnya.
Mengorganisasikan infrastruktur kelembagaan menjadi hal penting sebagai pendukung pengembangan industri hili kelapa sawit skala industri kecil menengah (IKM) dalam struktur APKASINDO. Dan, yang tidak kalah penting adanya tindak lanjut pasca pelatihan. dengan mengoneksikan bisnis antara pengembang inovasi dan inkubator (OPSTP-PPKS), penyandang dana/penyedia pembiayaan (perbankan, dana desa dan atau BPDP-KS), kelembagaan pemasaran produk potensial.
Pelatihan industri hilir skala kecil memiliki ruang lingkup yang ditargetkan diseminasi secara terintergasi meliputi, pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi CPO, Palm Kernel Oil (PKO) dan refined oil dengan produk akhir minyak merah dan minyak goreng serta refined PKO.
Pemanfaatan minyak dalam pembuatan baking, produk cokelat dan produk-produk pangan berbasis minyak sawit. Pengolahan hasil samping minyak menjadi sabun dan pembersih lainnya. Pemanfaatan Biomassa pada tungku Biomassa dan boiler. Serta, pemanfaatan limbah cair sebagai sumber energi dan mikroorganisme pendukung pertumbuhan tanaman.