JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Menteri Pertanian Kabinet Persatuan Nasional dan Kabinet Gotong Royong Era Presiden Gusdur dan Presiden Megawati, Prof. Bungaran Saragih, M.Ec .,Ph.D, menyatakan kesalutannya pada petani sawit India yang lebih berani dalam membela sawit. Dia mengapresiasi heroiknya petani sawit di India dalam membela sawit terkhusus kepada negara-negara pemboikot sawit, organisasi NGO pendukung anti sawit dan perusahaan-perusahaan yang aktif melakukan kampanye anti sawit.
“Sepertinya teman-teman petani sawit di Karnatakan (India) melakukan kerja yang lebih baik dalam melawan propaganda anti-sawit,” ujar Prof. Bungaran, dikutip Senin (9/10/2023).
Prof. Bungaran mengatakan memaklumi apa yang disampaikan oleh petani sawit di India, karena memang perekonomian India sangat dipengaruhi oleh ekonomi minyak nabati dan perkebunan sawit di India sedang dikembangkan, meskipun luasnya hanya sedikit.
“Suatu kewajaran, sebagai salah satu negara pembutuh minyak nabati terbesar di dunia, pemerintah India melindungi kepentingan nasionalnya melalui upaya pengembangan perkebunan sawit disana,” tutur Prof. Bungaran.
Dibeberapa pertemuan nasional dan internasional, dia mengaku kerap menggatakan bahwa dunia tidak bisa lepas dari minyak nabati sawit. Oleh karena itu ,dia sangat setuju dengan pesan yang disampaikan petani sawit India bahwa “tanpa sawit tidak ada pembangunan keberlanjutan dan sawit untuk Kesehatan, kesejahteraan manusia dan dunia menikmatinya,” lanjut Prof. Bungaran lagi.
“Kita harus belajar dari pesan yang disampaikan oleh petani sawit India tersebut, meskipun singkat dan sederhana tapi maknanya sangat mendalam,” ujar Prof. Bungaran mengakhiri pembicaraan.
Diinformasikan, tiga perusahaan yang disebut-sebut didemo mereka petani sawit India adalah TooYumm Namkeen, Let’s Try Foods, dan Open Secret’s Snacks. Ketiganya disebut menempelkan tulisan “No Palm Oil” atau tidak mengandung minyak kelapa sawit dalam produk mereka.
Karenanya 60 perwakilan petani sawit dari Karnatakka Rajya Raita Sangha (KRRS) dan Channavrushabhendra Farmer Produser Association (Asosiasi petani penghasil Channavrushabhendra) pada hari Rabu, (4/10/2023) mendatangi Kantor Assisstant Commosioner Kota Bailhonghal dan Asisten Direktur Departemen Holtikultura distrik Karnataka, untuk menyampaikan petisi tertulis mereka sebagai bentuk protes keras.
Nampak massa ini pun membawa poster bertuliskan membela sawit seperti, “Berhenti menyalahkan sawit”, “Tetap sehat dengan minyak sawit”, “Gunakan minyak sawit, selamatkan petani sawit”.
Pemimpin perwakilan petani ini menyatakan, “Kami mengerti kekuatiran global tentang agrikultur berkelanjutan dan konservasi lingkungan. Tetapi generalisasi dan narasi negatif yang beredar tentang minyak kelapa sawit sangat tidak berdasar dan menyesatkan. Minyak kelapa sawit adalah kunci dari keamanan pangan bagi populasi India yang sangat besar dan dunia juga sangat tergantung kepada minyak nabati sawit. Bertani kelapa sawit telah menjadi sumber pendapatan bagi banyak petani sawit di semua India, yang membuat pentingnya peran kelapa sawit dalam membangun daerah terpencil dan kami makin sejahtera karena sawit memberantas kemiskinan”.
Karenanya, kampanye negatif yang dilakukan perusahan-perusaan dan beberapa negara telah mengancam keberlangsungan sumber pendapatan dan masa depan petani sawit di India. Padahal banyak petani sawit di India yang sudah berinvestasi sangat besar untuk membangun kebun sawitnya. Karenanya mereka menuliskan petisi untuk memboikot perusahaan-perusahaan dari berbagai negara yang melakukan kampanye negatif terhadap sawit.
Diketahui India merupakan negara pengimpor minyak nabati terbesar di dunia dengan total hingga 23,5 hingga 24 juta ton, dimana 60% dari total ini adalah minyak kelapa sawit.
Untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati yang cukup besar ini, pemerintah India pun menggalakan berbagai strategi agronomis pembangunan kebun sawit. Pemerintah India melalui The ICAR Indian Institute of Oil Palm Research (IIOPR) telah mengidentifikasi potensi area sebesar 76.642 hektar untuk ditanami sawit. Kemudian melalui National Mission’s on Edible Oil (NMEO), pemerintah India berinisiatif untuk menanami sawit seluas 26.000 hektar pada tahun 2025 hingga 2026.