Petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia mendapatkan pelatihan pemanfaatan Wahana Tanpa Awak (WTA) atau yang sering dikenal bernama Drone. Drone bisa digunakan untuk menjadi alat pemetaan kebun sawit petani.
Ketua DPW Apkasindo Riau, Gulat ME Manurung pada sesi pembukaan Pelatihan Pemanfaatan Wahana Tanpa Awak atau yang lebih dikenal dengan drone kerjasama dengan Yayasan KEHATI adalah terobosan penting dan Bersejarah buat apkasindo. Karena selama ini Petani tidak pernah memikirkan akan perpetaan dan digitalisasi kebun kelapa sawitnya, semua dilakukan dengan manual.
Peserta yang ditunjuk oleh Apkasidno mewakili Pengurus DPD se Riau adalah sebanyak 12 orang yang mempunyai bakat keahlian dibidang Komputer dan Simulasi. Diharapkan Peserta Pelatihan ini akan membantu Petani-Petani Sawit di DPD masing-masing untuk memetakan kebun sawit dan menggunakan teknologi drone ini untuk kontrol tanaman sawit secara live. Belajar teknologi drone tidak hanya semata mengoperasionalkan drone tetapi juga belajar mengenai teknologi pemetaan dan cara membaca peta. Sangat beruntung Apkasindo bisa belajar langsung dengan instruktur-instruktur SIAR dibawah Kerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati (Indonesia Biodiversity Concervation Trust Fund) atau lebih dikenal dengan YAYASAN KEHATI.
“Ucapan terimakasih kami sampaikan klepada Pimpinan dan Manajemen Yayasan KEHATI atas kerjasamanya dengan Apkasindo Riau sehingga berkesempatan belajar teknologi Drone ini secara utuh yang dimulai dari teori dan dikombinasi dengan praktek langsung di Tapung disalah satu KUD Binaan Apkasindo,” kata Gulat.
Gulat mengatakan bahwa paradigma petani sawit yang dulu cenderung Tradisional kini telah berubah menjadi petani profesional, dimana satu bulan lalu Apkasindo telah mengirim 4 orang Pengurus DPW Riau untuk ikut uji kompetensi menjadi Auditor ISPO di Bogor selama 6 hari penuh. Tidak terbayang sebelumnya bahwa saat ini Apkasindo telah memiliki 4 orang Auditor ISPO dan telah mendirikan Lembaga Survey (LS) yang mempunyai tugas khusus membenahi internal petani kelapa sawit supaya berpedoman dengan konsep sustainability dan ditambah lagi dengan ahli Drone yang akan dilatih selama 6 hari kedepan di hotel Prime Park Pekanbaru dan Praktek Lapangan di Tapung.
Apkasindo akan mengajukan pengadaan Drone ke BPDP KS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) yang kebetulan baru 6 hari yang lalu mengadakan FGD Sarpras 2019 untuk Wilayah Sumatera di Pekanbaru. Drone ini akan digunakan oleh DPW Apkasindo Riau untuk memetakan seluruh perkebunan kelapa sawit rakyat di masing-masing DPD Apkasindo kabupaten kota se Riau, syaratnya adalah memiliki Kartu Anggota Apkasindo, jika tidak memiliki kartu anggota Apkasindo maka harus berbayar.
Pemetaan digital, kata Gulat, ini sangat penting dan menjadi syarat Kebun Kelapa Sawit untuk mendapatkan sertifikat ISPO karena tidak lama lagi Tahun 2023 Sertifikasi ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) akan menjadi Mandatori (wajib) bagi Petani Sawit, jika tidak memiliki Sertifikat ISPO maka PKS tidak akan membeli TBS tersebut.
Anton Sanjaya, dari Yayasan KEHATI pada kesempatan wawancara menyampaikan bahwa Kerjasama ini adalah Kerjasama Koloborasi banyak Pihak seperti SIAR sebagai Instruktur, UKAID British dan Tentunya Kementerian Perekonomian melalui Program Revamping ISPO, Pihak Komisi ISPO melalui Program sertifikasi lahan-lahan petani sawit sangat membutuhkan peta dengan teknologi digital ter up date. Pelatihan ini dikombinasikan antara teori dan praktek dimulai dari tanggal 29 sd 4 Desember, dalam prakteknya nanti akan diperkenalkan semua jenis drone dengan masing-masing kelebihan serta manfaatnya, kami membawa semua lengkap dari Jakarta.