JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Pelaku usaha kebun sawit Indonesia terus menunjukkan keberlanjutan pada tata kelolanya. Hal ini dibuktikan oleh petani sawit anggota Koperasi Sekato Jaya Lestari, mitra perusahaan perkebunan ternama, Wilmar, menerima sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Sertifikat keberlanjutan tata kelola perkebunan sawit diterima pihak koperasi, pada Selasa (27 Agustus 2019), di Jakarta.
Ketua Koperasi Sekato Jaya Lestari, Joarsa mengakui sejak diperkenalkan dengan ISPO pada Juli 2017 oleh Wilmar, rutinitas berkebun petani mulai diatur ulang dengan praktik berkebun yang berkelanjutan. “Pihaknya mendapatkan paket program pendampingan petani secara terpadu, pemberdayaan organisasi petani dengan pelibatan para pemangku kepentingan terkait, pengenalan dan penerapan program ketelusuran sawit dari kebun sampai pabrik, dan lain-lain, ujar Juarso, di Jakarta.
Praktik berkebun berkelanjutan mengacu pada prinsip dan kriteria ISPO, anggota koperasi didorong agar dapat mengetahui dan berkomitmen dalam menerapkan standar budidaya sawit berkelanjutkan dalam praktik sehari-hari, dalam bentuk modul program pelatihan. Misalnya, tidak berkebun di lahan yang tidak sesuai dengan aturan pemerintah, tidak melakukan deforestasi dan merusak lingkungan, serta pemilihan bibit dan cara-cara pemupukan yang tepat dan efisien.
“Selama ini petani hanya mengerti produksi yang baik, panen, kemudian menjualnya. Dengan ISPO, kami mengetahui mengenai legalitas, sehingga berkebun jangan di lahan bermasalah,” kata Juarso.
Menurutnya pendampingan kepada petani sangat diperlukan karena adanya keterbatasan terhadap informasi mengenai keberlanjutan dan pembiayaan. Pihaknya menyadari, sertifikasi keberlanjutan adalah mutlak untuk memenuhi tuntutan pasar global, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. “Dengan mengantongi ISPO, kami makin percaya diri karena sudah sesuai dengan standar,” pungkas Juarso.
Proses audit yang dilakukan Mutu Indonesia Strategis pada Koperasi Sekato Jaya berjalan tanpa hambatan. Seperti dikatakan Direktur Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan Rismansyah Danasaputra. “Proses audit Koperasi Sekato Jaya Lestari berjalan lancar dan dilakukan dalam waktu sekitar dua bulan. Pihaknya berharap, makin banyak koperasi petani yang mampu meraih sertifikasi ISPO. Untuk itu, kepedulian semua pihak sangat diperlukan. “Kami berharap semakin banyak pihak yang bersedia mendampingi petani karena mereka tidak bisa sendiri,”kata Rismansyah.
Selain mendapat pendampingan dari Wilmar, anggota koperasi juga memperoleh pendampingan dari PT Permodalan Siak, yang merupakan kepanjangan tangan pemerintah daerah. Saat ini, anggota koperasi yang berlokasi di Mandi Angin, Kabupaten Siak – Riau tersebut mengelola kebun seluas 450 hektare (ha) yang berstatus area penggunaan lain (APL). Lahan tersebut dikelola melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Pemerintah Kabupaten Siak, yang dimaksudkan sebagai program pengentasan kemiskinan. Beranggotakan 228 orang, masing-masing anggota berhak mengelola kebun 1,93 ha.