JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Cargill mendampingi petani mitra di Indonesia untuk menjalankan tata kelola sawit berkelanjutan selama bertahun-tahun. Keberhasilan mereka dibuktikan dengan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berkat Tandan Buah Segar (TBS) seberat 95 kg yang dipanen petani mitra Cargill, Suparji.
Ini adalah kedua kalinya Suparji, Ketua Koperasi Barokah Jaya di Tegal Mulyo Sumatra Selatan, menerima penghargaan atas hasil panen yang luar biasa dari perkebunan yang sudah cukup berumur milik koperasinya. TBS Pak Suparji jauh lebih berat dibanding berat rata-rata TBS yaitu 25-35 kilogram.
Suparji menjelaskan keberhasilan tersebut tak lepas dari pengembangan kapasitas yang rutin diberikan Cargill kepada para petani plasma sebagai bagian dari program keberlanjutannya.
“Berkat pelatihan praktik pertanian yang berkelanjutan dari Cargill, kami pun jadi belajar peduli terhadap tanah sekaligus menjaga produktivitasnya secara jangka panjang, memastikan kelestariannya demi generasi setelah kami. Kami mengerti betapa pentingnya keterlibatan semua pihak yang terlibat di rantai pasok minyak sawit – mulai dari perkebunan hingga ritel – untuk senantiasa menjaga keberlangsungan lingkungan serta tanggung jawab sosialnya,”kata Suparji.
Koperasi Barokah Jaya merupakan satu dari 20 koperasi bagian dari 21.000 hektar lahan perkebunan sawit PT Hindoli milik Cargill di Sumatera Selatan. Dengan pendampingan dari Cargill, koperasi ini menjadi salah satu kelompok petani plasma di dunia yang memperoleh sertifikasi sesuai prinsip dan kriteria RSPO (Round Table for Sustainable Palm Oil) di akhir 2010.
Ong Kee Chau, President Director PT Hindoli, menjelaskan, “Petani plasma menyumbang sekitar 40% dari pasokan minyak kelapa sawit kami. Para petani plasma ini menggunakan hak mereka dan menjadi bagian penting dalam menyediakan sumber pangan yang berkelanjutan, sekaligus memenuhi permintaan global yang meningkat akan minyak sawit yang berkelanjutan.
Sebagai bagian dari program keberlanjutan bagi para petani plasma, Cargill mempersiapkan mereka untuk mendapatkan sertifikasi RSPO dengan berbagai dukungan pelatihan. Cargill juga mengembangkan program formal agar para petani plasma dapat menerima premium minyak sawit dari penjualan produk bersertifikasi RSPO. Petani Plasma Hindoli telah memperoleh premium RSPO pertamanya pada tahun 2011. Hingga Juni 2018 mereka telah menerima premium RSPO dengan total lebih dari 3,6 juta dolar AS (Rp 51.401.027.883).
Hingga saat ini, Cargill telah melakukan pendampingan kepada sekitar 13.500 dari 21.600 petani plasmanya di Sumatra Selatan dan Kalimantan Barat untuk memperoleh sertifikat RSPO.