JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) menggalang perlawanan terhadap kampanye hitam yang digaungkan LSM dan sejumlah negara Eropa. Tuduhan bahwa Indonesia tidak transparan terhadap data HGU dinilai mengada-ada. Karena yang terjadi sejumlah NGO meminta data dalam bentuk softcopy.
“Untuk itu saya menghimbau kepada semua Petani Kelapa Sawit dimanapun berada supaya kompak melawan Kampanye negatif UE yang semakin menjadi-jadi ini,” tegas Gulat Manurung, Ketua Umum APKASINDO.
Ada lima arahan yang ditujukan kepada petani sawit. Pertama, melawan isu kampanye negatif di medsos jangan hanya menjadi pembaca ‘nyimak’.
Kedua, dukung upaya diplomasi sawit luar negeri yang sudah dilakukan pemerintah untuk melawan kampanye hitam terhadap Indonesia.
Ketiga, Gulat meminta petani segera lapor kepada aparat keamanan jika ada perilaku mencurigakan kelompok/perseorangan di lokasi perkebunan masing-masing seperti penelitian/survey tidak lengkap izinnya.
Keempat, BPDP-KS harus segera mengimplementasikan hakekat berdirinya BPDP-KS. Lembaga ini tidak bisa duduk manis karena uang yang dikelola BPDPKS itu 42% adalah uang petani sawit Indonesia.
“Ini saatnya Petani merasakan kehadiran BPDP KS. Petani sangat membutuhkan kehadiran program penyelamatan Petani Sawit. Jika tidak mampu ya mundur saja Dirut BPDP-KS, karena banyak anak bangsa ini yang antri dan siap,” ujarnya.
Kelima, petani sawit Indonesia sekuat tenaga mulai menuju sertifikasi ISPO. Mulai memulai dari hal sederhana seperti menanam pohon penghidupan di tepian kebun atau membayar PBB kebun masing-masing