NUSA DUA, SAWIT INDONESIA – Konferensi sawit internasional atau Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) yang diadakan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), salama dua hari (2 – 3 November 2023) di Nusa Dua – Bali, mendapat sambutan positif dari pemerintah. Yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Perekonomian RI, Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, secara virtual, pada Kamis (2 November 2023).
“Pada IPOC 2023, akan didiskusikan mengenai bagaimana mengembangkan strategi untuk merespon isu-isu global seperti krisis pangan yang disebabkan oleh cuaca ekstrem dan pelambatan pertumbuhan ekonomi,” ujar Menteri Airlangga.
Menurutnya, industri sawit menciptakan pekerjaan produktif, kesempatan kerja, keamanan pangan, keamanan energi, dan penyediaan barang konsumsi, serta mengurangi tingkat kemiskinan di tingkat petani yang sangat relevan dengan SDG’s.
“Industri kelapa sawit Indonesia sangat berkomitmen dalam penurunan emisi gas rumah kaca sesuai dengan Paris Agreement. Selain itu, industri sawit juga berkontribusi pada sektor ekonomi dan sektor energi sebesar 55% dengan kontribusi secara total sebesar 80%,” kata Menteri Airlangga.
Sementara itu, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengutarakan semua pihak harus bersama-sama berkolaborasi dan bekerjasama untuk terus mengembangkan industri kelapa sawit yang menjadi industri tulang punggung bagi pembangunan Indonesia.
“Industri kelapa sawit yang berkelanjutan menjadi sangat penting sehingga dapat memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi ribuan petani sawit,” katanya, secara virtual, pada Kamis (2 November 2023).
Lebih lanjut, Menteri Zulhas menambahkan bahwa pada bulan Oktober 2023, kita telah memiliki bursa harga CPO Indonesia. Agar bersama-sama berkolaborasi dan bekerjasama untuk terus mengembangkan industri kelapa sawit yang menjadi industri tulang punggung bagi pembangunan Indonesia.
“Industri kelapa sawit yang berkelanjutan menjadi sangat penting sehingga dapat memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi ribuan petani sawit. Pada bulan Oktober 2023, kita telah memiliki bursa harga CPO Indonesia yang dapat digunakan sebagai fondasi kita bersama untuk penentuan harga yang bersifat sukarela. Jika tidak, kita hanya akan terus mengikuti bursa harga CPO Malaysia atau Rotterdam,” tambah Menteri Zulhas.