JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Berdasarkan data yang dikumpulkan Majalah SAWIT INDONESIA, volume ekspor produk sawit naik 20,3% menjadi 16,4 juta ton dari Januari-Juli 2015. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun kemarin berjumlah 13,6 juta ton.
Jumlah ekspor tersebut merujuk kepada laporan bulanan GAPKI yang diakumulasi sampai pertengahan tahun ini. Ekspor sawit menunjukkan peningkatan mulai April hingga Juli dengan rata-rata volume ekspor diatas 2 juta ton.
Tiongkok dan India tetap menjadi negara utama tujuan ekspor sawit Indonesia. Walaupun, sepanjang Juli permintaan dari India turun 8 persen (dari Juni 464,76 ribu ton menjadi Juli 427,34 ribu ton) dan China turun 5 persen (dari Juni 429,18 ribu ton menjadi Juli 407,33 ribu ton) dibandingkan bulan sebelumnya. Lemahnya permintaan kedua negara ini karena perlambatan pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar mata uang kedua negara terhadap dollar AS.
Yang menarik, Uni Eropa dan Amerika Serikat meningkatkan pasokan minyak sawit secara signifikan. Ini terlihat dari impor minyak sawit AS dari Indonesia di Juli ini meningkat lebih dari 131 persen dari bulan sebelumnya atau dari 25,4 ribu ton pada Juni meningkat menjadi 58,7 ribu ton pada Juli.
Ekspor sawit Indonesia ke Uni Eropa diperkirakan 2,5 juta ton dari Januari sampai Mei kemarin. “Kampanye labelisasi produk makanan di Uni Eropa belum banyak pengaruh,” kata Togar Sitanggang, Sekjen GAPKI.
Cukup tingginya ekspor minyak sawit Indonesia ke pembeli tradisional dipengaruhi kondisi ekonomi negara tersebut. Dalam kajian PASPI, Negara-negara yang mengalami pertumbuhan adalah Amerika Serikat meskipun dibawah proyeksi semula 3.6 persen, masih bertumbuh dari 2.4 persen (2014) menjadi 3.1 persen (2015). Dalam periode yang sama, Uni Eropa tumbuh dari 0.9 persen menjadi 1.5 persen dan India tumbuh relatif kecil dari 7.2 persen menjadi 7.5 persen.
Sedangkan negara-negara yang mengalami perlambatan ekonomi antara lain adalah China (dari 7.4 persen menjadi 6.8 persen).
Pada 2015, GAPKI memproyeksikan ekspor produk sawit mencapai 21 juta ton. Dengan volume ekspor semester pertama di angka 16 juta ton, tampaknya target tersebut mampu tercapai sampai lima bulan terakhir ini.