Di Indonesia, gambut terbesar di pulau-pulau di sekitar Dataran Sunda yaitu di pantai timur Sumatera serta pantai barat dan selatanKalimantan, dan di sekitar Daratan Sahul yaitu di pantai barat dan selatan Papua. Endapan gambut di daerah-daerah tersebut menyebar sangat luas, mulai dari dataran pantai hingga jauh ke pedalaman dengan ekosistem yang berbeda.
Karakteristik Lahan Gambut di Indonesia
Luas lahan gambut di Indonesia berkisar antara 16-17 juta hektar ( Polak, 1975; Andriesse, 1988). Sebagian besar dari bahan gambut masih terlihat jelas bentuk asalnya, terutama yang berasal dari kayu dan daun. Hanya sebagian kecil saja berupa komponen tumbuhan sudah tidak lagi terlihat secara jelas bentuk tumbuhan asalnya. Namun demikina, apabila diamati secara lebih cermat ternyata bahan yang mendominasi gambut di Indonesia umumnya berasal dari kayu (Woody peat). Sebagian dari proses akumulasi bahan gambut dipengaruhi proses “erosi-transportasi-deposisi” tanah mineral halus (fine-textured weathering products) berasal dari Tertiary Facies (Furukawa dan Sabiham, 1985). Oleh karena itu, endapan gambut pada lapisan bawah atau yang terbesar di sekitar sungai, bahan gambutnya sering berada dalam keadaan tercampur dengan bahan mineral. Bahan campuran ini disebut sebagai peaty clay (Sabiham,1988), dengan kandungan bahan organik sekitar 30 sampai 65 persen.
Kemampuan daya dukung lahan gambut banyak ditentukan oleh tingkat stabilitas bahan organiknya, yang mempunyai hubungan erat dengan mudah-tidaknya bahan gambut nenjadi rusak. Setidaknya ada tiga faktor yang menentukan tingkat stabilitas bahan organik, sebagai berikut ( Sollins et al, 1996): (i) sifat inheren bahan organik, (ii) kemampuan bahan organik berinteraksi dengan liat (Clay), terutama dengan unsur-unsur logam pada kompleks jerapan koloid liat, dan (iii) tempat bahan organik tersebut diakumulasikan. Faktor yang disebutkan terakhir berkaitan erat dengan masing-masing ekosistem rawa gambut. Sifat inheren bahan organik terutama ditentukan oleh peranan gugus fungsional, yaitu: -COOH, -C=0, -C-OH, dan fenol –OH sebagai bahan aktif dari koloid organik, serta oleh kandungan unsur hara dan derivat asam organik hasil proses dekomposisi bahan organik.
Sumber: Desain Pengelolaan Lahan Gambut Untuk Mendukung Produktivitas Pertanian Berbasis Perkebunan, Prof. Dr. Supiandi Sabiham.