PT Bayer Indonesia telah berpengalaman untuk melindungi tanaman dari serangan hama penyakit. Produknya sangat familiar bagi perusahaan maupun petani sawit.
Perlindungan tanaman sawit tidak dapat dilepaskan dari target peningkatan produktivitas di pekebunan. Itu sebabnya, kegiatan antisipasi dan pengendalian tanaman dari serangan hama penyakit menjadi perhatian utama perusahaan maupun petani. PT Bayer Indonesia memiliki lini produk perlindungan tanaman sawit yang memperhatikan standar sustainability (berkelanjutan) serta membantu peningkatan produktivitas.
Mohan Babu Rajaram Boppana, Country Head Malaysia and Indonesia Crop Science Division Bayer mengungkapkan bahwa industri sawit di Indonesia merupakan salah satu industri besar yang menjadi perhatian utama perusahaan.
“Kita harus membagi dua fase utama untuk tanaman sawit yang pertama yang berumur 0-3 tahun untuk Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Selanjutnya tanaman yang masuk fase Tanaman Menghasilkan (TM). Produk kami punya solusi perlindungan tanaman mulai fase TBM,” ungkap Mohan Babu.
Di fase TBM, Bayer menawarkan Fungisida Antracol yang mampu mencegah TBM terserang bercak daun (culvularia Maculans). Babu menambahkan bahwa fase TBM merupakan fase yang sangat penting karena akan sangat memengaruhi pertumbuhan selanjutnya.
Selain itu Antracol juga kaya kandungan Zinc yang merupakan unsur mikro penting untuk perkembangan hidup tanaman. Sebab, menurut Mohan Babu, meski tanaman sawit terlihat sehat kekurangan unsur Zinc mampu mengurangi produktivitas hingga 40 persen.
Bagi pekebun yang ingin melindungi tanaman dari gulma, Bayer menawarkan dua produk unggulan yaitu Becano dan Basta. Becano merupakan herbisida pre-emergence yang bermanfaat untuk mengendalikan biji gulma sebelum muncul di permukaan tanah.
Mohan menjelaskan bahwa keunggulan Becano mampu mengurangi penggunaan herbisida hingga 50 persen. Setelah mengaplikasikan Becano, penggunaan herbisida lainnya hanya perlu dilakukan selama satu kali dalam satu tahun asalkan Becano diberikan ke tanaman selama tiga tahun lamanya.
“Produk ini bisa mengurangi penggunaan herbisida hingga 50 persen, artinya kontrolnya juga bisa dua kali lipat. Dosis kimia aktif yang digunakan sangat kecil,” tambah Mohan Babu. Becano dapat mengendalikan gulma berjenis daun lebar, berdaun sempit dan teki-tekian.
Sedangkan,produk Basta mampu diaplikasikan untuk gulma berdaun lebar, teki-tekian, rumput-rumputan, pakis-pakisan, dan semak berkayu. Mohan Babu mengatakan aplikasi Basta sendiri telah memenuhi prinsip dan kriteria RSPO. Karena Basta memiliki efek toksisitas yang rendah.
Herbisida Bayer ini juga diperkuat dengan mekanisme penyemprotan yang dikembangkan khusus oleh tim riset Bayer. Babu mengklaim dengan mekanisme dari Bayer penggunaan herbisida juga mampu dihemat hingga 25 persen, yang artinya juga semakin sedikit bahan kimia yang terbuang.
“Ketika pekebun mengaplikasikan herbisida biasanya kan di spray accros, dan kami memiliki mekanisme untuk direct spray yang bisa lebih efektif. karena mekanisme tersebut sangat sedikit bahan kimia yang digunakan hampir 20-25 persen yang digunakan dan tentunya sangat ramah lingkungan,” kata Mohan.
Keunggulan lain yang mampu didapatkan adalah dihasilkannya piringan pokok tanaman yang bersih sebab dua produk Bayer tersebut mampu memberikan waktu pengendalian gulma yang lebih lama. Piringan yang bersih mampu mengefisiensikan proses kegiatan panen karena berondolan TBS yang terjatuh dapat dilihat pemanen lebih jelas. Sehingga proses panen akan lebih efektif dan efisien
“Becano dan Basta bisa menghasilkan piringan pokok yang bersih dan anda juga tahu bagaimana karakteristik panen TBS, kalau ada beberapa berondolan yang tidak terbawa oleh pengangkut ke TBS, karena tidak terlihat di piringan yang banyak gulmanya. Produk kami bisa memberikan piringan yang bersih,” ungkap Mohan. (Anggar)
(Selengkapnya Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 April-15 Mei 2016)