JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Pemerintah Republik Indonesia bersama pelaku usaha sawit gencar melakukan misi dagang ke luar negeri. Setelah sukses diplomasi dagang di Uni Eropa dan Rusia, pekan ini delegasi sawit RI akan bertolak ke Karachi, Pakistan.
“Pada dasarnya tujuan utama misi dagang dan adalah diplomasi ke Pakistan ini adalah untuk meningkatkan volume ekspor Indonesia ke Pakistan. Termasuk di dalamnya tentu saja ekspor minyak sawit,” kata Togar Sitanggang, Wakil Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (4 September 2018).
Togar mengatakan, Pakistan menempati urutan keempat negara tujuan ekspor sawit Indonesia setelah India, Uni Eropa, dan Republik Rakyat Tiongkok. Bahkan sawit dari Indonesia memasok 80% kebutuhan minyak sawit di Pakistan. Sedangkan 20% sisanya diimpor Pakistan dari Malaysia.
“Tentu Pakistan adalah pasar yang strategis bagi Indonesia,” kata Togar.
Dari total nilai ekspor sawit Indonesia yang mencapai USD 22,9 miliar pada tahun 2018, Pakistan menyumbang sekitar USD 2 miliar atau hampir 10%. Dengan jumlah penduduk 207 juta, kebutuhan Pakistan akan minyak nabati termasuk minyak sawit sebagai bahan baku makanan akan terus meningkat.
Kunjungan ke Pakistan ini dalam rangka CEIPO (Conference and Exhibition on Indonesia Palm Oil) di Karachi pada Kamis (6 September 2018).
Konferensi ini akan menghadirkan pembicara antara lain: Duta Besar RI untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri, Ketua CPOPC (Council of Palm Oil Producing Countries), Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono, dan Direktur Utama BPDP-KS Dono Boestami.
Hadir pula sejumlah pelaku usaha dari Pakistan yaitu: Chairman Edible Oil Refinery Association Abdul Rasheed Janmohammad dan Chairman Pakistan Vanaspati Manufacturer Association (PVMA) Abdul Waheed.
“Dalam kunjungan ke Pakistan, pengusaha Indonesia menjajaki berbagai peluang investasi di negara ini,”pungkas Togar.