Dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengadakan buka puasa bersama dan diskusi mengenai perkembangan sawit Indonesia bersama anggota GAPKI, media massa, akademisi, Asosiasi Petani Kelapa Sawit dan Asosiasi Sawit di Jakarta pada 31 Mei 2017.
Menurut Togar Sitanggang Sekjen GAPKI, yang didapuk sebagai pembicara, bahwa acara tersebut sebagai momen silahturahmi dan memperbaiki industri sawit Indonesia, dengan keterlibatan banyak pihak. Hal itu tidak bisa lepas dari kepentingan masyarakat dan negara yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini.
“Rekan pengurus GAPKI baik cabang maupun pusat mengadakan acara ini di bulan Ramadhan sebagai momentum silahturahmi yang baik satu sama lain. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungannya telah menjadi Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia,” kata Togar.
Ia mengatakan, perbaikan industri di sektor sawit merupakan hal yang sangat penting, sehingga perlu dilakukan secara menyeluruh dari perbaikan tata kelola petani rakyat, kebijakan dan peran serta media massa. Pertama, adalah memberikan perhatian besar terhadap petani rakyat dari segi perbaikan tata kelola maupun peningkatan produktifitas.
Dengan jumlah lahan makin terbatas, GAPKI berupaya mendorong peningkatan produktifitas pertanian rakyat lewat program intensifikasi. Berdasarkan data Kementrian Pertanian 2016, petani rakyat di Indonesia menguasai lahan sebesar 4,8 juta hektare dari total 11,5 juta hektare, hal ini berarti program intensifikasi berperan besar memenuhi kebutuhan produk sawit nasional. “Dari jumlah itu terlihat keberhasilan intensifikasi perkebunan rakyat berarti pula keberhasilan intensifikasi perkebunan nasional,” kata dia.