• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Friday, 8 December 2023
Trending
  • KemenKopUKM Menegur Kepada Penyalur KUR yang Tidak Taat Pada Pedoman Penyaluran
  • Ombudsman Ingatkan Potensi Maladministrasi Aturan Izin Kawasan Hutan
  • Wamentan Menyerahkan Bantuan Alsintan Untuk Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian
  • Pemprov Riau Melakukan MoU Korem 031/WB Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian
  • Tingkatkan Perekonomian Masyarakat,Tunas Sawa Erma Serah Terima Kebun Masyarakat Boven Digoel
  • APKASINDO Tuntut KLHK Jangan Hambat PSR Petani Sawit
  • Peran Besar Riset Dalam Mendukung Hilirisasi Industri
  • Presiden RI Joko Widodo Meminta Perbankan Mempermudah Pembiayaan UMKM
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Peningkatan Ekspor Didorong Naiknya Ekspor Nonmigas Sebesar 7,42 Persen
Berita Terbaru

Peningkatan Ekspor Didorong Naiknya Ekspor Nonmigas Sebesar 7,42 Persen

By Redaksi SI3 weeks ago6 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
ekspor impor logitik pelabuhan jayapura
Kementerian Perdagangan RI menetapkan harga referensi CPO sebesar USD 740,67/MT periode 16-31 Oktober 2023.
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

Jakarta, SAWIT INDONESIA – Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2023 kembali melanjutkan tren positif dengan mencatatkan surplus sebesar USD 3,48 miliar. Surplus Oktober ini terdiri atas surplus nonmigas sebesar USD 5,31 miliar dan defisit migas USD 1,84 miliar.

“Surplus Oktober 2023 melanjutkan tren surplus selama 42 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Kami optimistis surplus neraca perdagangan ini akan terus berlanjut ke periode berikutnya,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, berdasarkan negara mitra dagang, surplus perdagangan Oktober 2023 terjadi dengan beberapa negara diantaranya India dengan nilai sebesar USD 1,45 miliar, Amerika Serikat (USD 0,93 miliar), dan Filipina (USD 0,91 miliar). Sedangkan negara penyumbang defisit perdagangan pada Oktober 2023 adalah Singapurasebesar USD 0,91 miliar, Australia (USD 0,40 miliar), dan Thailand (USD 0,18 miliar).

Secara kumulatif, lanjutnya, pada periode Januari—Oktober 2023 neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 31,22 miliar. Surplus tersebut disumbang sektor nonmigas sebesar USD 47,02 miliar dan defisit sektor migas sebesar USD 15,81 miliar. Angka surplus ini lebih rendah USD 14,22 miliar jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Meskipun neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus, namun secara perlahan menunjukkan tren penurunan karena adanya tekanan ekonomi global dan penurunan harga komoditas global. Kementerian Perdagangan berupaya untuk memitigasi hal tersebut,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.

Kenaikan Ekspor Didominasi Sektor Tambang

Nilai ekspor pada bulan Oktober 2023 mencapai USD 22,15 miliar, naik sebesar 6,76 persen dibanding September 2023 (MoM). Peningkatan ekspor ini didorong naiknya ekspor nonmigas sebesar 7,42 persen, sementara ekspor migas turun sebesar 2,38 persen (MoM).

Peningkatan ekspor Oktober 2023 terjadi pada sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan. Sektor pertambangan menjadi sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni sebesar 20,47 persen, diikuti produk industri pengolahan sebesar 4,83 persen (MoM). Sementara, ekspor sektor pertanian mengalami penurunan terdalam sebesar 8,00 persen (MoM).

Baca juga :   Indonesia Berhasil Menurunkan Emisi Melalui Penurunan Deforestasi dan Degradasi Hutan Telah Terbukti

“Komoditas batu bara (HS 27) menjadi salah satu komoditas sektor pertambangan yang mendorong peningkatan ekspor nonmigas Oktober 2023. Batu bara memiliki andil sekitar 46,90 persen dari total peningkatan ekspor nonmigas tersebut. Nilai ekspor batu bara mengalami kenaikan sebesar 24,61 persen sedangkan volume ekspornya tumbuh sebesar 20,38 persen (MoM),” jelas Mendag Zulkifli Hasan.

Pada Oktober 2023, produk utama ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan antara lain logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) naik 43,10 persen, alas kaki (HS 64) 39,55 persen, bahan kimia anorganik (HS 28) 35,86 persen, bahan bakar mineral/batu bara (HS 27) 24,61 persen, serta nikel dan barang dari padanya (HS 75) 18,28 persen (MoM).

Namun,di tengah kenaikan tersebut terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami penurunan. Produk tersebut diantaranya serat stapel buatan (HS 55) turun 22,64 persen, timah dan barang daripadanya (HS 80) 8,67 persen, mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) 7,48 persen, mesin dan peralatan mekanis (HS 84) 1,75 persen, serta plastik dan barang dari plastik (HS 39) 1,10 persen (MoM).

Negara utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia pada Oktober 2023 adalah Tiongkok dengan nilai ekspor mencapai USD 5,78 miliar naik 11,96 persen, India sebesar USD 1,87 miliar naik 24,91 persen, dan Amerika Serikat sebesar USD 1,82 miliar turun 0,51 persen (MoM).

Sementara ditinjau dari peningkatan ekspor, negara dengan dengan peningkatan terbesar antara lain Swiss yang naik 205,06 persen, Spanyol (42,76 persen), India (24,91 persen), Thailand (23,96 persen), serta Mesir (22,66 persen) MoM.

Baca juga :   Beban Ekspor CPO Menjadi US$118/Ton Periode 1-15 Desember

Sedangkan pasar tujuan ekspor nonmigas yang mengalami penurunan terbesar diantaranya Bulgaria sebesar 97,41 persen, Turki (20,35 persen), Kanada (16,92 persen), Taiwan (12,68 persen), dan Korea Selatan (10,79 persen) (MoM).

Ditinjau dari kawasan, peningkatan ekspor terbesar terjadi di wilayah Eropa Utara dengan kenaikan sebesar 22,49 persen, Asia Selatan (21,53 persen), dan Eropa Barat (20,54 persen). Di sisi lain, pelemahan ekspor terbesar terjadi ke beberapa kawasan seperti Amerika Tengah turun 34,74 persen, Karibia (21,31 persen), dan Afrika Timur (21,20 persen) MoM.

Secara kumulatif, ekspor periode Januari—Oktober 2023 tercatat sebesar USD 214,41 miliar, turun 12,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY) yang tercatat USD 244,06 miliar. Penurunan ekspor tersebut disebabkan melemahnya ekspor nonmigas sebesar 12,74 persen dan penurunan ekspor migas sebesar 2,06 persen (YoY).

Impor Seluruh Golongan Naik

Nilai impor Indonesia pada Oktober 2023 tercatat sebesar USD 18,67 miliar. Nilai ini meningkat 7,68 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM). Peningkatan ini didorong peningkatan impor nonmigas sebesar 10,37 persen, sementara impor migas turun 3,66 persen (MoM). Peningkatan impor pada Oktober 2023 terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Kenaikan impor tertinggi terjadi pada golongan barang modal sebesar 14,52 persen, diikutibarang konsumsi (9,18 persen), dan bahan/baku penolong (5,87 persen) (MoM).

Peningkatan impor barang modal didorong kenaikan impor beberapa produk, yaitu ponsel pintar, peralatan radar untuk keperluan militer, komputer pribadi lainnya tidak termasuk komputer portabel (laptop/notebook), dan alat penyulingan yang dioperasikan secara elektrik. Sementara barang konsumsi yang memicu kenaikan impor, antara lain beras setengah giling atau giling utuh, minyak medium lainnya dan olahannya, serta bahan bakar diesel otomotif. Sedangkan bahan baku/penolong yang mendorong kenaikan impor antara lain emas dalam bentuk yang tidak ditempa, dalam bentuk bongkahan, ingot atau batangan tuang; selain bagian dari turbo-jet atau turbo-propeller dan bagian dari ketel uap atau ketel uap lainnya; bagian dari peralatan transmisi; serta papan, panel, konsol, meja, lemari.

Baca juga :   Harga TBS Petani Mitra Swadaya di Provinsi Riau Periode 6-12 Desember 2023 Mengalami Penurunan

“Kenaikan impor barang konsumsi ini sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat pada Oktober 2023. PosisiIKK pada Oktober ini sebesar 124,2 lebih tinggi dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar 121,7,” jelas Mendag Zulkifli Hasan.

Pada Oktober 2023, produk dengan peningkatan impor terbesar adalah kapal, perahu, dan struktur terapung (HS 89) sebesar 82,16 persen; logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) 47,12 persen; gula dan kembang gula (HS 17) 46,44 persen; bahan bakar mineral (HS 27) 33,57 persen;serta bahan kimia anorganik (HS 28) 33,18 persen (MoM).

Sementara produk dengan kontraksi impor terdalam pada Oktober 2023 adalah biji dan buah mengandung minyak (HS 12) turun 27,13 persen; buah-buahan (HS 08) 17,65 persen; besi dan baja (HS 72) 5,30 persen; ampas dan sisa industri makanan (HS 23) 2,61 persen; serta minyak atsiri, wewangian, dan kosmetik (HS 33) 2,16 persen (MoM).

Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia Oktober 2023 didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand dengan pangsa 50,13 persen dari total impor nonmigas Indonesia. Sementara negara asal impor dengan peningkatan impor nonmigas tertinggi yaitu Swiss sebesar 152,06 persen, Kanada (71,95 persen), Prancis 63,63 persen, Bulgaria (52,88 persen), dan Finlandia (33,87) persen.

Secara kumulatif, nilai impor selama periode Januari-Oktober 2023 mencapai USD 183,19 miliar, turun 7,77 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Penurunan ini disebabkan melemahnya impor nonmigas sebesar 6,08 persen dan migas sebesar 15,81 persen (MoM).

Sumber: kemendag.go.id

Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

KemenKopUKM Menegur Kepada Penyalur KUR yang Tidak Taat Pada Pedoman Penyaluran

15 mins ago Berita Terbaru

Wamentan Menyerahkan Bantuan Alsintan Untuk Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian

2 hours ago Berita Terbaru

Pemprov Riau Melakukan MoU Korem 031/WB Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian

3 hours ago Berita Terbaru

Tingkatkan Perekonomian Masyarakat,Tunas Sawa Erma Serah Terima Kebun Masyarakat Boven Digoel

4 hours ago Berita Terbaru

APKASINDO Tuntut KLHK Jangan Hambat PSR Petani Sawit

19 hours ago Berita Terbaru

Peran Besar Riset Dalam Mendukung Hilirisasi Industri

20 hours ago Berita Terbaru

Presiden RI Joko Widodo Meminta Perbankan Mempermudah Pembiayaan UMKM

21 hours ago Berita Terbaru

Menko Airlangga Buka Pertemuan Nasional Petani Sawit Indonesia

21 hours ago Berita Terbaru

Puteri Komarudin Mengajak Pelaku UMKM Masuk ke Ekosistem Digital

22 hours ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

Jaminan Kepastian Legalitas Sawit

Edisi Terbaru 2 weeks ago2 Mins Read
Event

Advokasi Sawit Dan Peluncuran Buku Mitos Vs Fakta Sawit

Event 4 months ago2 Mins Read
Latest Post

KemenKopUKM Menegur Kepada Penyalur KUR yang Tidak Taat Pada Pedoman Penyaluran

15 mins ago

Ombudsman Ingatkan Potensi Maladministrasi Aturan Izin Kawasan Hutan

1 hour ago

Wamentan Menyerahkan Bantuan Alsintan Untuk Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian

2 hours ago

Pemprov Riau Melakukan MoU Korem 031/WB Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian

3 hours ago

Tingkatkan Perekonomian Masyarakat,Tunas Sawa Erma Serah Terima Kebun Masyarakat Boven Digoel

4 hours ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.