Kandungan gizi tinggi di dalam minyak sawit merah belum banyak diketahui orang. Padahal, masyarakat Afrika dan Brazil semenjak lama mengonsumsinya untuk menjaga daya tahan tubuh. Edukasi penggunaan minyak sawit merah butuh waktu panjang di Indonesia.
Dr. Darmono Taniwiryono, Direktur PT Nutri Palma Nabati membagikan pengalamannya mengenai fortifikasi pangan alami dari minyak sawit. Dalam berbagai jurnal ilmiah, minyak sawit alami atau Virgin Palm Oil memiliki kandungan gizi tinggi.
Berkenaan dengan fortifikasi pangan dengan minyak sawit alami sebenarnya sudah berlangsung sejak abad ke-17 di Afrika Barat yaitu dicampurkannya tepung singkong dengan minyak sawit yang disebut GARRI dan FARINHA di Brazil. Tepung singkong tersebut berubah warna menjadi berwarna kuning cerah. Sementara di Indonesia juga bisa tepung Mocaf yang dikreasikan atau dicampurkan dengan minyak sawit alami.
Untuk membuktikan fortifikasi pangan dengan minyak sawit di Indonesia ada beberapa lembaga/institusi juga melakukan penelitian fortifikasi pangan di Indonesia antara lain IPB University, Univ. Gajah Mada, Instiper, Institut Teknologi Sumatera dan BPPT/BRIN.
Salah satunya dibuktikan dan disampaikan pada orasi ilmiah Guru Besar Prof. Dr. Ir Sri Anna Marliyati, M.Si, dari University IPB, berjudul Nutrifikasi Pangan sebagai Upaya untuk Mengatasi Masalah Gizi di Indonesia”, pada 20 Juni 2019. Pada orasi tersebut diungkapkan banyaknya manfaat minyak sawit merah (alami) untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk perbaikan kolesterol darah.
“Selain itu, pihak PT Nutri Palma Nabati, pada 20 Juni 2021 juga menyampaikan bahwa nutrifikasi berbagai jenis pangan dengan VPO mampu meningkatkan kadar retinol dalam tubuh, menyembuhkan benjolan kanker dan aterosklerosis,” kata Darmono saat menjadi pembicara webinar Tren Bisnis Pangan dan Kuliner Berbasis Minyak Sawit Sehat yang diadakan Majalah Sawit Indonesia dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Rabu (23 Maret 2022).
“Beberapa makanan yang ada di lingkungan kami, dicampurkan VPO di antaranya Mie Instan, Nasi Goreng, Kue Kering, Krim, Kue basah dan Kopi Susu. Hasil uji di laboratorium Saraswanti Indo Genetech, ketiga kue kering yang dibuat menggunakan VPO – Salmira mengandung betakaroten sekitar 45 IU, sama yang ditetapkan untuk fortifikasi minyak goreng,” jelasnya.
Lalu apakah masyarakat mengenal darimana sumber minyak sawit merah? Darmono menjelaskan sebagian besar masyarakat mengira minyak goreng sawit berasal dari buah sawit bagian dalam (kernel). Ini yang mesti diketahui masyarakat bahwa minyak goreng sawit berasal dari buah sawit yang bagian luar.
Pernyataan itu, untuk membuka wawasan masyarakat betapa besarnya potensi dari buah sawit yang menghasilkan ragam minyak dan produk turunan. Jadi, tidak hanya minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya seperti seperti RBDP oil, RBDP Olein, RBDP Stearin, PFAD, Glycerin, Cooking Oil, Red Palm Olein, Biofuel dan lainnya serta minyak goreng sawit sehat yang selama ini dikonsumsi masyarakat. Tetapi, dari buah sawit dapat menghasilkan Virgin Palm Oil (VPO) yang sudah dikonsumsi oleh masyarakat Afrika Barat sejak ribuan tahun lalu.
Dikatakan Darmono, Virgin Palm Oil (VPO) atau minyak sawit merah dikonsumsi oleh masyarakat (bangsa-bangsa) di Afrika Barat sejak 5.000 tahun lalu. Dan, terbukti masyarakat di Afrika Barat sehat, tidak menggunakan kacamata, kuat, tangguh sehingga lumrah banyak yang menjadi atlit sepak bola dan pelari (maraton).
“Melihat pengalaman masyarakat Afrika Barat yang sehat dan kuat karena mengonsumsi VPO. Dan, pengalaman tinggal di Brazil mengonsumsi makanan Moqueca yang rasanya sangat enak. Setalah saya telusuri makanan tersebut menggunakan bumbu VPO. Kemudian, setelah kembali ke Indonesia, saya cari makanan itu tidak ditemukan dan tidak ada yang menjual. Hingga akhirnya saya mencoba membuat sendiri VPO dan saat ini sudah bisa memproduksi serta dijual untuk umum dengan merek Salmira,” ucapnya.
“Kami mengklaim VPO yang diproduksi itu mengandung betakaroten yang sangat tinggi mencapai 1.700 ppm karena diproses dalam suhu rendah sehingga menghasilkan betakaroten yang sangat tinggi. Pembuktian kandungan betakaroten didukung oleh salah satu laboratorium yaitu Saraswanti Indo Genetech. Dalam mengonsumsi VPO sebaiknya semuanya baik mostly olein dan mostly stearin, yang terpenting di dalam VPO tidak ada kolesterol,” imbuh pria yang yang juga menjabat sebagai Direktur PT Nutri Palma Nabati.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 126)