• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Sunday, 26 March 2023
Trending
  • Pastikan Stok Pangan Aman Saat Ramadhan
  • Berhasil Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit
  • Sambut Bulan Suci Ramadan, ID FOOD Gelar Tarhib Ramadan
  • Kementerian ESDM Dukung Pemanfaatan EBT Sektor Swasta
  • KLHK dan MA Perkuat Kerjasama Bidang Hukum Perlindungan LHK
  • PTPN Akan Segera Membentuk Dua Sub Holding, Sub Holding PalmCo dan Sub Holding SupportingCo
  • Pemerintah Memiliki Komitmen Sangat Kuat Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), Dibuktikan Dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC)
  • Pemerintah Memastikan Kestabilan Harga dan Keamanan Stok Pangan Jelang Ramadan
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Pengendalian Ulat Pemakan Daun Sawit Dilakukan Terpadu
Berita Terbaru Hama Penyakit

Pengendalian Ulat Pemakan Daun Sawit Dilakukan Terpadu

By Redaksi SINovember 11, 20203 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
3.ulat api Setora nitens terinfeksi virus MNPV scaled
3.ulat api Setora nitens terinfeksi virus MNPV scaled
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

Pengendalian hama ulat pemakan daun sawit  berprinsip terpadu. Dengan cara  menggabungkan teknik pengendalian untuk memutus siklus hidup dan menekan populasi hama

Ulat merupakan hama yang kerap menjadi musuh bagi pekebun yang harus segera dimusnahkan, terutama pada tanaman kelapa sawit.Apabila tidak bisa dikendalikan akan mengakibatkan merusak tanaman sehingga mempengaruhi produktivitas.

Setidaknya ada 3  jenis ulat yang sering menyerang tanaman kelapa sawit yaitu ulat api, ulat bulu dan ulat kantung. Ketiga jenis ulat ini, Kendati sama-sama hinggap di daun, namun memiliki ciri khas saat meyerang tanaman kelapa sawit.

Untuk memberikan pemahaman pada planters, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) mengadakan Webinar dengan tema “Kunci Sukses Pengendalian Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS)” menghadirkan pembicara Hari Priwiratama, S.P., M.Sc. HP., Peneliti Proteksi Tanaman PPKS, pada pertengahan September lalu.

Pada kesempatan itu, Hari Priwiratama mengatakan cara mengendalikan ulat yang ada pada tanaman kelapa sawit. “Untuk mengendalikan hama (ulat) harus berprinsip dengan cara terpadu, menggabungkan berbagai teknik pengendalian untuk memutus siklus hidup dan menekan populasi hama,” ujarnya.

Baca juga :   PTPN Akan Segera Membentuk Dua Sub Holding, Sub Holding PalmCo dan Sub Holding SupportingCo

Seperti diketahui, ada tiga jenis ulat yang ada di tanaman kelapa sawit yang menyerang bagian daun yiatu ulat api, ulat kantung dan ulat bulu. Ulat api memiliki ragam jenis seperti S. Asigna, A Nitens, D trima, P Lepida.Untuk jenis S.Asigna lebih banyak dijumpai di perkebunan daerah Sumatera. Sementara jenis S.Nitens lebih banyak di Kalimantan dan Sumatera Utara serta Sumatera Selatan.

“Namun, untuk saat ini ada ledakan yang cukup banyak jenis P.Lepida di daerah Sumatera Utara, di beberapa kabupaten, tepatnya pada 5 tahun terakhir. Ulat jenis ini sebenarnya sudah diketahui sejak 1960 pada tanaman kelapa, namun seiring perkembangannya pindah ke tanaman kelapa sawit,” jelas Hari.

Kemudian, ulat kantong. ulat ini sering membuat kantong pekebun “bocor” karena termasuk jenis ulat yang cukup sulit ditangani, karena tetutup kantung sehingga lebih terlindung dari paparan insektisida. Untuk itu, insektisidanya berbeda dengan ulat api.

Baca juga :   Pemerintah Berupaya dan Bekerja Keras Agar Tidak Terjadi Kenaikan Harga Bahan Pokok

Ulat kantung memiliki 4 jenis yaitu M.Plana, P.Pendula, M.Corbetti dan C.Tertia. Jenis ulat kantung yang kerap menyerang tanaman kelapa sawit yaitu M.Plana. Namun, dari sisi ukuran, jenis P.Pendula relatif lebih kecil dibanding jenis lain. Sementara, jenis M.Corbetti dan C.Tertia lebih besar ukurannya.

“Bagi pekebun sawit wajib memahami jenis ulat kantung, dilihat dari kantungnya. Ini penting, supaya dapat menentukan pengendaliannya. Untuk jenis C.tertia awalnya ada pada tanaman industri seperti akasia, kakao. Namun, pada 2012 terjadi ledakan di daerah Riau lebih dari 3.000 hektar terserang,” kata Hari.

Selanjunya, Ulat Bulu. Ulat bulu mempunyai 4 jenis yaitu P.desmierdechenoni, D.Mendosa, O.leucostigma, C.horsfieldii. Jenis P.desmierdechenoni relatif lebih baru tetapi serangnya sangat luar biasa dibanding 3 jenis lainnya. Di lapangan yang sering terjadi serangan dari C.Horsfieldii. Sebarannya dimana saja.

Tanaman kelapa sawit yang sudah terpapar hama (ulat api, ulat kantung dan ulat  bulu) bisa dilihat dari gejala kerusakannya.“Jika ada serangan berat dari ulat api jenis S.Asigna tajuk daun bisa sampai melidi. Tetapi, apabila ulat api ini menyerang daun muda jelas akan menurunkan produktivitas tanaman. Sementara, untuk serangan ulat kantung dahan tanaman kelapa sawit terlihat seperti terbakar karena menyerang lapisan epidermis,” jelas Hari.

Baca juga :   Pemerintah Memastikan Kestabilan Harga dan Keamanan Stok Pangan Jelang Ramadan

Serangan hama (ulat) pada tanaman kelapa sawit bisa menurunkan produktivitas. Apabila tanaman diserang ulat api bisa mencapai 10-23% kehilangan produksinya, tetapi untuk serangan ulat kantung mencapai 8-38% kehilangan produksinya.

Kerusakan daun akan mempengaruhi perkembangan bobot janjang buah sawit dibanding tanaman sehat. Sementara, 2 tahun pasca defoluasi penurunan produksi diakibatkan karena tanaman cenderung menghasilkan bunga jantan dibanding bunga betina. Karena terjadi diferensiasi kelamin buah cenderung menghasilkan bunga jantan.

Menurut Hari, teknik pengendalian ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) bisa memperlambat perkembangan serangan ulatnya, namun harus bisa mencari tahu timing yang tepat.

Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 108)

Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Pastikan Stok Pangan Aman Saat Ramadhan

2 days ago Berita Terbaru

Berhasil Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit

2 days ago Berita Terbaru

Sambut Bulan Suci Ramadan, ID FOOD Gelar Tarhib Ramadan

2 days ago Berita Terbaru

Kementerian ESDM Dukung Pemanfaatan EBT Sektor Swasta

2 days ago Berita Terbaru

PTPN Akan Segera Membentuk Dua Sub Holding, Sub Holding PalmCo dan Sub Holding SupportingCo

2 days ago Berita Terbaru

Pemerintah Memiliki Komitmen Sangat Kuat Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), Dibuktikan Dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC)

2 days ago Berita Terbaru

Pemerintah Memastikan Kestabilan Harga dan Keamanan Stok Pangan Jelang Ramadan

2 days ago Berita Terbaru

Jaga Ketersedian Pangan Jelang Ramadan

3 days ago Berita Terbaru

Strategi Meraih Produktivitas Pertanian Berkelanjutan

3 days ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

Majalah Sawit Indonesia Edisi 136

Edisi Terbaru 1 month ago2 Mins Read
Event

Promosi Sawit Sehat Dan Lomba Kreasi Makanan Sehat UKMK Serta Masyarakat

Event 4 days ago1 Min Read
Latest Post

Pastikan Stok Pangan Aman Saat Ramadhan

2 days ago

Berhasil Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit

2 days ago

Sambut Bulan Suci Ramadan, ID FOOD Gelar Tarhib Ramadan

2 days ago

Kementerian ESDM Dukung Pemanfaatan EBT Sektor Swasta

2 days ago

KLHK dan MA Perkuat Kerjasama Bidang Hukum Perlindungan LHK

2 days ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version