SORONG, SAWIT INDONESIA – Pemerintah Provinsi Papua Barat telah mengganti tanaman dari eks perkebunan kelapa sawit menjadi tanaman palawija. Alih tanaman ini dilakukan untuk mendukung gerakan nasional pengendalian inflasi pangan.
Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw di Sorong, Jumat, mengatakan, untuk memulai gerakan nasional pengendalian inflasi pangan itu, pihaknya telah membuka seluas 30 hektare lahan bekas perkebunan kelapa sawit di Manokwari untuk tanaman palawija.
Penanaman perdana tanaman palawija pada lahan bekas perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Prafi, Kabupaten Manokwari tersebut dijadwalkan pada 25 Oktober 2022 oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
“Bapak Menteri sudah konfirmasi berangkat dari Jakarta pada 24 Oktober 2022 malam dan tiba di Manokwari 25 Oktober 2022 langsung menuju ke Kecamatan Prafi, untuk melakukan penanaman bersama pemerintah daerah,” ujar Paulus seperti dikutip dari LKBN Antara.
Gubernur menyampaikan, terkadang masyarakat di Papua Barat sulit untuk berusaha sendiri dan masih bergantung pada bantuan dari pemerintah.
“Pola pikir masyarakat ini yang harus kita ubah. Saya yakin masyarakat bisa melakukan gerakan menanam untuk ketahanan pangan keluarga jika mereka didorong dan diberi edukasi dengan baik oleh pemerintah,” tambah Gubernur.
Gubernur meminta kepala-kepala daerah untuk mendorong masyarakat agar memanfaatkan lahan yang masih kosong tidak terpakai guna menanam tanaman pangan.
Sebagai informasi, sebaran perkebunan kelapa sawit di wilayah Papua Barat terdapat di beberapa Kabupaten yaitu Manokwari, Sorong, Sorong Selatan, Maybrat, Teluk Bintuni dan Fak Fak. Total luas perkebunan sawit di Papua Barat 110.496 hektare.