JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Rencana peningkatan bauran FAME sebesar 40% atau B40 sedang dipersiapkan oleh pemerintah di tahun depan.
“Kementerian ESDM sedang menyusun pengembangan B40 dengan menerapkan bahan bakar hijau,” ujar Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI dalam webinar “Menjaga Keberlanjutan Mandatori Biodiesel: Indonesia Menuju B40” yang diadakan Majalah Sawit Indonesia, Selasa (30 November 2021).
“Beberapa strategi yang dilakukan untuk mencapai target tersebut antara lain melalui pengembangan green diesel melalui co-processing di kilang Pertamina (RU II Dumai) pada tahun 2022,” ujar Arifin.
Dalam presentasinya, Arifin Tasrif menjelaskan bahwa Pemanfaatan EBT dan Gas Bumi diharapkan meningkatkan pemanfaatan energi bersih, sedangkan Minyak Bumi dan Batubara mulai dikurangi. Selain itu, pemanfaatan EBT sebagai sumber energi ramah lingkungan masih rendah.
Arifin menjelaskan bahwa pemerintah telah menerapkan kebijakan mandatori B30 sebagai upaya menyetop impor Bahan Bakar Minyak (BMM) di tahun 2027 mendatang. Tujuannya Indonesia dapat menghemat devisa serta dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui mandatori Bahan Bakar Nabati (BBN).
Pertamina disebut juga, akan membangun dua standalone biorefinery, di Cilacap, Jawa Tengah, pada tahun 2022 dan Plaju Sumatera Selatan, di tahun 2024. Kedua kilang tersebut akan memproduksi green diesel dan green avtur, dengan bahan baku 100 persen minyak nabati.
Selanjutnya, Kementerian ESDM akan mengembangkan bensin hijau berbasis sawit atau green gasoline yang dikenal dengan proyek Bensin Sawit Rakyat. Program ini melibatkan petani dan koperasi di Musi Banyuasin.
“Saat ini, sedang disiapkan percobaan pilot demonstration plan yang terus dicoba di Bandung. Ini nanti akan menghasilkan unit-unit kecil yang kita harapkan bisa dipakai di daerah-daerah di mana daerah-daerah tersebut akan mandiri energi dengan menggunakan bahan baku sawit masyarakat,” kata Arifin.
Implementasi biodesel di Indonesia telah berjalan sukses selama 15 tahun. Indonesia menjadi negara pengguna terbesar biodiesel di dunia mencapai 30%. Berpijak dari keberhasilan inilah yang mendorong pemerintah untuk meningkatkan pencampuran atau blending rate menjadi B40 atau 40 persen BBN dengan diesel