• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Thursday, 30 March 2023
Trending
  • Ekonomi Digital Kian Mengalami Perkembangan yang Pesat
  • PIS Turut Dampingi KNKT dan KLHK, Dukung Investigasi dan Mitigasi Kapal MT Kristin
  • Tinjau Pasar Tramo, Presiden Cek Harga Kebutuhan Pokok
  • Pemenuhan Kebutuhan Listrik Masyarakat Pedalaman
  • Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Satu Menggelar Bazar UMKM di Sejumlah Wilayah
  • Komisi VII DPR RI menerima Kedutaan Besar Amerika Serikat Bahas Energi Baru dan Energi Terbarukan
  • Petani Sawit Demo Kedubes Uni Eropa, Sampaikan 5 Tuntutan
  • Genome Editing Memiliki Potensi Besar Dalam Ketahanan Pangan
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Pembatasan Kontainer, Ekspor Hilir Sawit dari Pelabuhan Belawan Turun 30%
Berita Terbaru

Pembatasan Kontainer, Ekspor Hilir Sawit dari Pelabuhan Belawan Turun 30%

By RedaksiJuly 21, 20162 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kalangan eksportir sawit dibuat pusing dengan kebijakan Pelindo I di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara. Beleid ini membatasi jumlah kontainer yang dibawa masuk ke dalam pelabuhan tersebut. Jika terus dibiarkan, ekspor sawit dari Sumatera Utara berpotensi turun 30% setiap bulan.

Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), mengatakan aturan ini berjalan per 1 Juli 2016. Pangkal masalah bermula dari kebijakan otoritas Belawan di bawah Pelindo I yang membatasi satu truk diperbolehkan hanya membawa satu kontainer. Sebelum aturan berlaku boleh dua kontainer. 

Baca juga :   TBS di Kalbar Capai Harga Tertinggi Rp2.661,93/kg

“Alasan mereka (Pelindo I) pelabuhan Belawan kekurangan fasilitas timbangan. Makanya dibatasi jumlah kontainer yang masuk,” jelas  Sahat Sinaga kepada SAWIT INDONESIA, di Jakarta, Kamis (21/7).

Akibat kebijakan pembatasan tersebut, ekspor produk hilir sawit tertahan di Belawan. Sahat memperkirakan jumlah kontainer yang tertahan sebanyak 90 kontainer. Setiap hari, pengiriman produk hilir sawit dari Belawan berjumlah 300 kontainer. “Aturan baru  berakibat jumlah kontainer yang dikirim turun 30 persen dari biasanya,” keluh Sahat.

Cherie Thomas, Wakil Ketua GIMNI menceritakan pembatasan kontainer membuat kemacetan panjang di depan pintu masuk Pelabuhan Belawan. Antrian disebabkan jumlah truk trailer naik dua kali lipat karena satu truk membawa satu kontainer saja.   

Baca juga :   BPDPKS Dukung Harga Acuan CPO

Tak hanya itu, beban eksportir semakin bertambah karena jumlah truk trailer yang dibutuhkan menjadi double. Di satu sisi, kenaikan perusahaan jasa logistik juga kekurangan trailer lantaran permintaan trailer meningkat tajam.   

“Banyak kontainer yang tertahan sehingga pengiriman tidak sesuai jadwal. Saya kan punya kontrak tapi pelabuhan tidak sanggup melayani kontainer saya yang mau masuk,” ujar Cherie kepada SAWIT INDONESIA dalam sambungan telepon.

Baca juga :   Pastikan Stok Pangan Aman Saat Ramadhan

 Dampak lain adalah waktu pengiriman lebih lama. Menurut Sahat, pembatasan kontainer berakibat barang sampai di atas kapal butuh waktu 95-100 jam atau sekitar 4 hari. Sebelumnya, paling lama 72 jam. 

“Aturaan ini juga membuat biaya tambahan 50 dolar per ton untuk ongkos angkut. Ini belum termasuk penalti dari pembeli,” keluh Cherie.

Cherie mengatakan kalangan eksportir telah mengajukan keluhan terhadap regulasi pembatasan kontainer. Dalam jangka panjang apabila dibiarkan membuat daya saing ekspor bisa turun. “Pembeli bisa berpaling kepada negara lain,” kata Cherie. (Qayuum)

sumber foto: istimewa

 

kelapa sawit sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Ekonomi Digital Kian Mengalami Perkembangan yang Pesat

10 hours ago Berita Terbaru

PIS Turut Dampingi KNKT dan KLHK, Dukung Investigasi dan Mitigasi Kapal MT Kristin

11 hours ago Berita Terbaru

Tinjau Pasar Tramo, Presiden Cek Harga Kebutuhan Pokok

12 hours ago Berita Terbaru

Pemenuhan Kebutuhan Listrik Masyarakat Pedalaman

13 hours ago Berita Terbaru

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Satu Menggelar Bazar UMKM di Sejumlah Wilayah

14 hours ago Berita Terbaru

Komisi VII DPR RI menerima Kedutaan Besar Amerika Serikat Bahas Energi Baru dan Energi Terbarukan

15 hours ago Berita Terbaru

Petani Sawit Demo Kedubes Uni Eropa, Sampaikan 5 Tuntutan

15 hours ago Berita Terbaru

Genome Editing Memiliki Potensi Besar Dalam Ketahanan Pangan

15 hours ago Berita Terbaru

Keberhasilan Pemerintah Tangani Pandemi & Percepat Pemulihan Ekonomi

17 hours ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

Majalah Sawit Indonesia Edisi 136

Edisi Terbaru 1 month ago2 Mins Read
Event

Promosi Sawit Sehat Dan Lomba Kreasi Makanan Sehat UKMK Serta Masyarakat

Event 1 week ago1 Min Read
Latest Post

Ekonomi Digital Kian Mengalami Perkembangan yang Pesat

10 hours ago

PIS Turut Dampingi KNKT dan KLHK, Dukung Investigasi dan Mitigasi Kapal MT Kristin

11 hours ago

Tinjau Pasar Tramo, Presiden Cek Harga Kebutuhan Pokok

12 hours ago

Pemenuhan Kebutuhan Listrik Masyarakat Pedalaman

13 hours ago

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Satu Menggelar Bazar UMKM di Sejumlah Wilayah

14 hours ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version