Industri biodiesel semakin memikat perusahaan untuk berinvestasi. Program mandatori akan ditingkatkan pada tahun depan. Perusahaan milik Haji Isam membangun pabrik biodiesel berkapasitas 1.500 ton/hari.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik biodiesel senilai Rp 2 triliun yang dimiliki Jhonlin Grup. Pemerintah menekankan pentingnya industri biodiesel bagi stabilisasi harga dan menghemat devisa negara.
“Hari ini saya resmikan pabrik biodiesel PT Jhonlin Agro Raya di Kalimantan Selatan,” ujar Presiden Jokowi saat meresmikan pabrik biodiesel milik PT Jhonlin Agro Raya, di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (21/10/2021).
Presiden mengatakan Indonesia memiliki potensi besar kelapa sawit yang mencapai 52 juta ton per tahun. Dari potensi tersebut, 40% dimiliki petani kecil kita. Dengan potensi besar ini tidak hanya berhenti di CPO saja. Sebagai eksportir CPO.
Jokowi mengatakan hilirisasi industri sawit harus dilakukan.”Berkali-kali saya sampaikan jangan sampai mengekspor raw material saja. Hilirisasi harus kita paksa dilakukan,” ujarnya.
Berdirinya pabrik biodiesel Jhonlin Grup ini, kata Jokowi, harus diapresiasi karena meng-industrialisasikan dari CPO ke biodiesel.
“Kita berharap juga ada perusahaan lain yang mulai menghilirisasikan dan mengindustrialisasikan baik menjadi minyak goreng, baik menjadi kosmetika tau menjadi barang setengah jadi dan barang jadi lainnya. Saya sangat menghargai yang dilakukan Jhonlin Grup dalam mengubah CP0 menjadi biodiesel,” ujarnya.
Jokowi mengatakan pabrik biodiesel akan memberikan nilai tambah lebih besar bagi produk turunan CPO. ”Nikel sudah disetop tidak boleh diekspor. Sudah ada smelter untuk diolah menjadi barang jadi dan setengah jadi. Diharapkan menjadi barang bernilai tambah tinggi yaitu lithium baterai,” ujarnya.
“Kita akan dorong agar perusahaan di dalam negeri mengolah barang mentah menjadi barang jadi dan setengah jadi,” jelasnya.
Menurut Jokowi, pilihan memperkuat industri biodiesel sangat strategis. Pertama, memperkuat ketahanan energi nasional Indonesia. Kedua, menekan defisit neraca perdagangan akibat impor solar.
“Artinya saat memproduksi biodiesel sendiri sebagai campuran solar. Impor akan turun drastic,” ujarnya.
Presiden Jokowi pun mengapresiasi PT Jhonlin Group yang telah membangun pabrik biodiesel dalam rangka industrialisasi CPO ke biodiesel sehingga dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar dan menciptakan produk-produk turunan dari CPO.
“Kita berharap juga nantinya ada perusahaan-perusahaan lain yang mulai menghilirisasikan, mengindustrialisasikan CPO-nya baik menjadi minyak goreng, baik jadi kosmetik atau menjadi barang setengah jadi atau barang jadi lainnya,” ungkapnya.
PT Jhonlin Agro Raya, anak usaha Jhonlin Grup, merupakan pemain baru sebagai produsen biodiesel. Yang menarik, perusahaan ini telah dipercaya untuk menyalurkan biodiesel sebesar 50 ribu Kl periode Januari sampai Desember 2021.
Kegiatan pengapalan biodiesel telah dimulai semenjak 11 September 2021. PT Jhonlin Agro Raya di bawah Jhonlin Grup yang dimiliki Samsudin Andi Arsyad atau dikenal Haji Isam. Perusahaan biodiesel dengan nilai investasi Rp 2 triliun ini baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 21 Oktober 2021.
Alokasi penyaluran yang diterima PT Jhonlin Agro Raya tercantum dalam Kepmen ESDM Nomor 124.K/HK.02/DJE/2021 mengenai Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 252.K/ LO/MEM/2020 Tentang Penetapan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak Dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Serta Alokasi Besaran Volume Untuk Pencampuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode Januari-Desember 2021.
“Sejak September 2021 (pabrik sudah mulai beroperasi),” ujar Bambang Aria Wisena, Chief Executive Officer PT. Eshan Agro Sentosa, subholding Jhonlin Group yang berkantor pusat di Tanah bumbu-Kalimantan Selatan.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 121)