JAKARTA,SAWIT INDONESIA – Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) yang menjadi program unggulan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) kembali diselenggarakan. Namun, penyelenggaraan kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, di tahun ini Perisai 2020 diadakan secara Online melalui forum Webinar.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) kembali menyelenggarakan Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) yang mempertemukan para peneliti di bidang kelapa sawit dengan pelaku usaha nasional. Mengingat pandemi Covid-19, Perisai 2020 ini digelar secara online melalui forum Webinar. Perisai 2020 mengusung tema Mahakarya Inovasi Sawit Nasional “Fastering Innovation for Oil Palm Sector Resilience Facing Covid-19 Pandemic“.
Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman menyampaikan Pekan Riset Sawit merupakan salah satu program unggulan BPDPKS yang dilaksanakan secara reguler setiap tahun. “Acara tersebut sebagai upaya untuk sosialisasi dan mendorong pengembangan riset di sektor kelapa sawit agar dapat diketahui seluruh stakeholders agar dapat dimanfaatkan dalam pengembangan industri sawit nasional,” jelasnya.
Selanjutnya, Eddy mengatakan sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Peraturan Presiden No 61 tahun 2015 tentang penghimpunan dan pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit merupakan salah satu mandat tentang penyaluran dana perkebunan kelapa sawit. “Hal ini didasari dari pemahaman untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit yang maju dan berkelanjutan. Diperlukan berbagai inovasi dan kreativitas mulai dari hulu hingga pengembangan produk-produk hilir kelapa sawit,” lanjutnya.
Menurutnya, inovasi dan kreativitas tidak mungkin diperoleh tanpa didukung oleh penelitian dan pengembangan yang baik. “Sejak berdiri pada 2015 sampai saat ini BPDPKS telah bekerjasama dengan 42 lembaga Litbang baik dari instansi pemerintah, Perguruan Tinggi maupun Non Perguruan Tinggi, 662 peneliti senior, serta 346 mahasiswa. Dari berbagai aktivitas tersebut telah ditetapkan 201 kontrak penelitian sawit dan 80 riset oleh mahasiswa. 169 publikasi ilmiah nasional dan internasional, 40 paten dan menerbitkan 5 buku,” ujarnya .
Sektor kelapa sawit merupakan sektor strategis dan padat karya banyak orang bergantung pada sektor ini. Sumbangan sektor sawit pada perekonomian nasional sangat besar menjadi penghasil devisa yang besar. Tercatat kruang lebih Rp240 triliun per tahun dihasilkan dari ekspor produk kelapa sawit. Hal ini lebih besar dari sektor pariwisata dan Migas.
Program penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit dari aspek hulu hingga hilir yang dikembangkan BPDPKS merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri kelapa sawit nasional yang saling bersinergi di sektor hulu dan hilir agar terwujud perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Eddy mengatakan penelitian dan pengembangan merupakan salah satu elemen penting dan harus menjadi salah satu bagian dari proses utama upaya pengembangan sektor kelapa sawit. “Kegiatan riset merupakan pondasi industri hilir yang dibutuhkan sebagai ujung tombak kemajuan industri berbasis komoditas unggulan. Olek karenanya diperlukan alokasi dana riset yang mencukupi agar penguatan aktivitas riset dapat dilakukan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendukung pengembangan perkebunan dan industri sawit,” imbuhnya.
Dalam kaitan itu, BPDPKS secara berkesinambungan menyelenggarakan program Grant Riset Sawit yang memberikan dana dan dukungan bagi para peneliti untuk melakukan dan pengembangan di bidang kelapa sawit. Grant Riset Sawit dilaksanakan dengan memperhatikan berbagai aspek, yakni peningkatan produktivitas, efisiensi, peningkatan aspek sustainability, mendorong penciptaan produk atau pasar baru dan peningkatan kesejahteraan petani.
Sementara itu, Deputi Bidang Pangan, Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koodinasi Pangan dan Pertanian, KemKo Perekonomian mengutarakan peran riset dan pengembangan sangat penting dalam meningkatkan bargaining position suatu negara. “Sektor strategis sawit yang ada di dunia adalah dukungan dari teknologi dan penelitian serta pengembangan untuk menciptakan perkebunan sawit yang berdaya saing tinggi. Untuk itu perlu dijaga agar tetap lestari dan berkelanjutan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Musdhalifah menambahkan tiga sektor yang bersaing sebagai penyumbang devisa adalah ekspor sawit, migas dan pariwisata. Namun di masa pandemi sektor migas dan pariwisata menghadapi situasi yang sulit sejak awal 2020 disebabkan pandemi covid global.
“Di saat banyak yang terpuruk akibat pandemi, sektor sawit menjadi industri besar nasional yang tidak berdampak secara signifikan. Kegiatan operasional di sektor ini masih berjalan normal tetap memberlakukan protokol kesehatan yang tepat. Sejumlah 16 juta petani dan tenaga kerja di sektor sawit tetap terjamin kesejahteraannya di tengah kelesuan ekonomi tahun ini,” tambahnya.
Diawal saambutannya, Tungkot Sipayung selaku Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) pihaknya berharap kita bisa menghasilkan lompatan-lompatan mahakarya yang membawa industsi sawit lebih hebat pada masa sebelumnya.