Tarakan, SAWIT INDONESIA – Penanaman mangrove di pesisir Pantai Tarakan, menjadi rangkaian kegiatan Borneo Forum ke-6 2023, yang diadakan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) cabang Kalimantan Utara, di Tarakan, Kalimantan Utara.
Nantinya, sebanyak 10.000 pohon mangrove akan ditanam di sepanjang pesisir Pantai Tarakan yang dilakukan secara bertahap. Secara simbolis Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono beserta pengurus GAPKI cabang yang ada di Kalimantan beserta perwakilan dari Pangkalan Utama Angkatan Laut (LANTAMAL) Tarakan, melakukan menanam mangrove, pada Rabu (15 November 2023).
Eddy Martono mengungkapkan pihaknya mengapresiasi kegiatan Borneo Forum ke-6 yang memiliki rangkaian acara peduli lingkungan yang diwujudkan dengan penanaman mangrove di pesisir laut Tarakan, Kalimantan Utara.
“Kegiatan ini tidak hanya dilakukan di sini saja (pesisir Tarakan) melainkan sudah dilakukan di tempat-tempat lain seperti di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah sudah menanam mangrove 10.000 pohon. Bahkan, nantinya akan dilakukan di provinsi-provinsi lain dalam rangka peduli lingkungan,” katanya, saat ditemui di lokasi kegiatan penanaman mangrove.
“Seperti diketahui bersama, tanaman mangrove bisa mengurangi emisi karbon dan melestarikan lingkungan karena mampu menjaga ekosistem,” imbuh Eddy.
GAPKI merupakan sebuah asosiasi atau gabungan para pelaku bisnis yang sangat fokus pada industry sawit baik hulu maupun hilir. Namun, jika mengamati kegiatannya, tidak hanya fokus pada bisnisnya saja. Melainkan memiliki kepedulian pada masyarakat dan lingkungan. Kegiatan peduli lingkungan salah satunya diwujudkan dengan program penanaman mangrove, di beberapa daerah.
“Pada intinya, GAPKI tidak hanya peduli pada lingkungan industri sawit, melainkan peduli pada hal lainnya salah satunya kepedulian pada lingkungan. Di pesisir Tarakan, akan ditanam 10.000 pohon mangrove yang dilakukan secara bertahap. Seperti pada lokasi lain (Pangkalan Bun) yang penanamannya dilakukan secara bertahap,”ungkap Eddy.
“Setelah kegiatan penanaman, kami juga akan melakukan pengecekan tanaman mangrove yang sudah ditanam, untuk memastikan tanaman tersebut tumbuh dan berkembang atau tidak. Jika ada yang tidak tumbuh akan diganti dengan yang baru. Jadi, ada monitoring yang dilakukan untuk memastikan tanaman mangrove yang ditanam benar-benar tumbuh dan berkembang,” imbuhnya.
Secara teknis, dalam proses penanaman akan melibatkan Masyarakat. Pada kegiatan tanaman mangrove, selalu melibatkan dinas terkait seperti dinas pertanian, masyarakat, mahasiswa dan pengelola mangrove serta LANTAMAL juga dilibatkan dalam kegiatan kepedulian lingkungan (penanaman mangrove).
“Yang jelas, kami berkolaborasi dengan masyarakat dan pihak terkait, jadi tidak hanya GAPKI dan anggotanya saja,” pungkas Eddy.