OWL-Plantation membuat beragam inovasi layanan terbaru untuk membantu peningkatan produktivitas perusahaan sawit. Layanan tersebut antara lain portal ticketing support, e-filling, manajemen notifikasi, dan Buku Kerja Mandor (BKM) mobile. Sistem OWL-Plantation mulai diminati perusahaan sawit dari Malaysia dan Kamboja.
Menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-72, PT Origin Wiracipta Lestari (OWL) – penyedia jasa sistem OWL Plantation – memberikan layanan terbaik kepada pelanggannya melalui sistem purna jual dan modul terbaru. Inovasi ini bertujuan supaya perusahaan perkebunan sawit bebas dari keterbelakangan teknologi terutama solusi manajemen perkebunan. Sebab penggunaan manajemen perkebunan berbasis ERP akan membantu pekebun untuk meningkatkan produktivitas dan memperoleh data akurat mulai dari kebun sampai manajemen kantor.
“Kami ingin memerdekakan kebun dari keterbelakangan teknologi. Bisnis sawit seharusnya bebas dari teknologi konvensional,” jelas Repindra Ginting, Direktur PT Origin Wiracipta Lestari.
Repindra Ginting menyebutkan sudah saatnya Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia tidak lagi menggunakan manajemen konvensional. Melainkan beralih kepada teknologi manajemen perkebunan seperti OWL-Plantation. Hingga, tahun ini jumlah pengguna sistem OWL-Plantation telah mencapai 14 grup perusahaan sawit.
Bertambahnya jumlah pengguna OWL-Plantation menjadi perhatian perusahaan dalam peningkatan layanan purna jual dan inovasi lain berbasis mobile application pada tahun ini. Achmad Jamhari, Asisten Manager PT Origin Wiracipta Lestari, menjelaskan perusahaan fokus kepada peningkatan kualitas layanan purna jual pada tahun ini melalui pembuatan sistem khusus bernama portal ticketing support. Fungsi sistem ini adalah mempermudah konsumen dalam mengajukan pertanyaan kepada tim OWL-Plantation apabila ada kesulitan maupun masalah. Pembuatan sistem ini merespon permintaan konsumen dalam aspek layanan purna jual.
“Portal ticketing support bisa diakses melalui gadget. Jadi, user bisa menyampaikan masalah misalkan dengan menyertakan gambar. Selanjutnya, tim (OWL) segera merespon masalah itu,” kata Jamhari.
Bagi tim OWL, menurut Jamhari, portal ticketing support bermanfaat untuk mendokumentasikan bantuan pengguna dengan baik. “Dengan demikian tim kami akan terpacu akan meningkatkan layanan. Dengan sistem ini akan terekam KPI mereka,” tambahnya.
Menurut Achmad Jamhari, pengembangan mobile application pada tahun ini akan mempunyai fitur Buku Kerja Mandor (BKM) mobile. Kehadiran BKM mobile menggantikan buku kerja mandor dan panen yang selama ini manual. Selanjutnya, pelaporan data akan bersifat realtime. Dengan sistim ini, lokasi kerja mandor dan kendaraan yang dipakai dapat terlacak di office state melalui penggunaan GPS. “BKM mobile dapat diaplikasikan di gadget berbasis android. Alasannya, pekerja kebun cukup familiar dengan gadget ini,” ujarnya.
BKM mobile juga mempermudah pencatatan data di lapangan yang berikutnya sinkronisasi dengan server. Selain itu, akurasi data lebih presisi karena mampu mengeliminir proses pencatatan berulang. Achmad Jamhari menuturkan fitur BKM mobile untuk para mandor dapat dipakai untuk kegiatan absensi pekerja melalui foto lalu diinputkan data kehadiran masing-masing karyawan.