PT Saprotan Nusantara Agroutama mempunyai komposisi produk NPK yang tepat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Keunggulan yang dimiliki dari unsur nitrat di dalam pupuk NPK Pak Tani.
PT Saprotan Nusantara Agroutama telah berdiri sejak 1980 sebagai produsen pupuk, benih dan pestisida. Memiliki kantor pusat di Semarang perusahaan ini memasarkan benih padi hibrida, padi komposit, dan jagung hibrida dan belum lama ini masuk ke pasar pupuk NPK untuk industri sawit dengan merek dagang NPK Sawit Pak Tani.
Yuri Yudhistira Wibowo, Direktur PT Saprotan Nusantara Agroutama mengatakan bahwa NPK Sawit Pak Tani diluncurkan untuk meramaikan pasar pupuk di industri kelapa sawit karena peluang industri pupuk di industri kelapa sawit masih sangat lebar.
NPK Sawit Pak Tani mempunyai lima jenis produk yang masing-masing berkemasan 50 kilogram. Lima jenis produk tersebut adalah NPK Sawit Pak Tani 15-15-6-4, 12-12-7-2+TE, 12-6-22-3+TE, 13-6-27-4+0,65B, dan 13-8-27-4+0,5B.
Untuk NPK Sawit Pak Tani 15-15-6-4 diberikan kepada Tanama Belum Menghasilkan (TBM). Sedangkan, NPK Sawit Pak Tani 12-12-7-2+TE dipakai kalangan pekebun bagi Tanaman Menghasilkan (TM) awal.
Menurut Yuri Yudhistira, NPK Sawit Pak Tani yang berbentuk compound granule yang memiliki sifat soluble atau mudah larut. Keunggulan produk ini yaitu bahan P atau fosfat terdapat dalam komposisi pupuk Pak Tani ini memiliki sifat kelarutan yang tinggi. Sedangkan, beberapa produk NPK dari produsen lain belum tentu dapat larut seperti ini.
Selain itu, NPK Sawit Pak Tani memiliki keunggulan untuk modifikasi komposisi yang mampu disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Menurut Yuri, perusahaan memiliki tujuh line granulasi sehingga dapat memproduksi sekaligus tujuh formulasi NPK dalam saat yang bersamaan. Selain itu, dengan tujuh line granulasi memungkinan perubahan formulasi NPK secara cepat sesuai keinginan pelanggan.
NPK Sawit Pak Tani PT mengandung unsur nitrat di dalam produknya. Nitrat adalah adalah kandungan nitrogen dalam bentuk NO3 yang merupakan ion negatif yang akan mengikat ion positif yang dibutuhkan tanaman seperti potasium, kalsium dan magnesium sehingga mampu diserap tanaman dengan cepat.
Nitrat inilah, kata Yuri Yudhistira, akan memberikan nutrisi yang lebih cepat kepada tanaman. “Pupuk Saprotan merupakan salah satu pupuk di Indonesia yang memiliki unsur nitrat. Tetapi nitrat ini belum terlalu banyak dikenal di kalangan sawit,” pungkas Yuri.
Dalam aplikasinya, NPK Sawit Pak Tani 15-15-6-4 direkomendasikan untuk digunakan dengan jumlah 30 gram-1500 gram per pohon dengan rentang aplikasi sesuai usia tanaman. Pupuk NPK Sawit Pak Tani 12-12-7-2+TE disarankan supaya takarannya berjumlah 1,5 kilogram-4 kilogram per pohon per enam bulan dengan menyesuaikan usia tanaman.
Yuri Yudhistira menjelaskan dengan berbentuk compound, NPK Sawit Pak Tani mampu memberikan efisiensi tenaga kerja pada aplikasi pemupukan. Aplikasi pemupukan dilakukan cukup sekali sesuai dengan jadwal pemupukan sehingga tidak dibutuhkan pemupukan yang berulang kali.
Sebagai pemain lama, pabrik pupuk PT Saprotan Nusantara Agroutama memiliki kapasitas produksi setahun sebesar 100.000 ton. Dalam hal pemasaran, NPK Sawit Pak Tani dipasarkan kepada segmen retail. Menurut Yuri, penjualan produknya dilakukan mulai jual ke distributor besar, kecil dan retailer. Selain melalui pihak kedua untuk pemasaran NPK Pak Tani kepada toko yang ada di sekitar kebun. “Karena di sekitar perkebunan inti terdapat lahan plasmanya sehingga kami pasarkan produk kepada toko yang di sekitar kebun,” jelas Yuri.
Di pasar retail, NPK Sawit Pak Tani dibandrol dengan harga Rp 5.000 – Rp.6.500 per kilogram. Bukan hanya pasar retail, perusahaan juga membidik kepada penjualan untuk perusahaan perkebunan. Dalam satu kali tender PT Saprotan Nusantara Agroutama dapat menjual sampai 3.000 ton-5.000 ton NPK Sawit Pak Tani.
Ketatnya persaingan antar produk NPK yang ditandai dengan banyaknya produk NPK dari luar negeri, tidak membuat gentar PT Saprotan Nusantara Agroutama untuk turut bersaing. Yuri Yudhistira optimis perusahaannya mampu berbuat bersaing dengan kompetitor. Wilayah penjualan ditujukan kepada daerah Kalimantan dan Sulawesi karena pertumbuhan kebun sawit terbilang pesat.
“Kami optimis bisa bersaing di wilayah perkebunan yang berada di Kalimantan maupun Sulawesi. Karena belum ada pabrik pupuk yang di sana kecuali memang sudah ada perusahaan pupuk milik negara disana. Jadi, pihak swasta masih terbuka lebar bersaing di wilayah tersebut,” pungkas Yuri Yudhistira mengakhiri pembicaraan. (Anggar Septiadi)