Pemilihan pupuk yang tepat sangatlah penting untuk tanaman sawit yang dibudidayakan pada lahan gambut. PT Mest Indonesiy memasarkan produk NPK Compound Peat-Kay Plus yang sudah teruji membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen kelapa sawit di lahan gambut.
Besarnya potensi luas lahan gambut di Indonesia menjadi suatu tantangan tersendiri bagi perusahaan perkebunan untuk memanfaatkan potensi ini. Namun penanganan dan pengelolaan lahan gambut sangatlah berbeda dibandingkan dengan budidaya kelapa sawit pada tanah mineral. Begitu juga dengan pemilihan pupuk yang tepat bagi lahan gambut. Kelapa sawit yang yang dibudidayakan pada lahan gambut, kebutuhan unsur hara seperti fosfor dan kalium sangatlah dibutuhkan untuk menjaga pertumbuhan tanaman dan optimalisasi produksi buah sawit. Untuk itulah, pelaku usaha wajib mengikuti teori 3T yaitu tepat jenis, tepat waktu dan tepat dosis supaya tidak mengalami kerugian bersifat jangka panjang dan bernilai besar. Susanto Nusalim, Managing Director PT Mest Indonesiy, mengatakan formula yang terdapat dalam pupuk NPK Compound Peat-Kay Plus telah melalui penelitian dan uji coba yang matang sebelum dipasarkan.
Formula yang terkandung dalam pupuk tadi, kata Susanto, adalah berdasarkan kebutuhan tanaman sawit di lahan gambut. Pupuk ini merupakan pupuk NPK Compound yang telah diformulasikan dengan kandungan Nitrogen (N) 7% + Phosphate (P2O5) 6% +Kalium (K2O) 34% +B+CU+ZN. Sehingga pupuk ini telah mengandung unsur nutrien makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman sawit di lahan gambut. Unsur mikro yang terdapat dalam pupuk ini adalah boron, copper, dan zinc. Dengan dosis yang direkomendasikan untuk tanaman menghasilkan adalah 8 kg per pokok per tahun.
Jimmy dari PT Karya Dayun menceritakan semenjak 2007 perusahaannya telah menggunakan produk NPK Compound Peat Kay Plus dengan kandungan unsur hara yang sangat cocok digunakan areal sawit di lahan gambut. Kandungan pupuk yang terdiri dari 7.6.34+B+CU+ZN membuat pertumbuhan tanaman lebih bagus dan meningkatkan kualitas hasil panen.
Dari 2007 sampai 2009, pupuk Peat Kay Plus digunakan di perkebunan perusahaannya yang terletak di Pekanbaru, Riau. Menurut Jimmy, perusahaannya sempat beralih kepada merek merek pupuk NPK lain selama setengah tahun tetapi mendapatkan hasil yang mengecewakan dibandingkan NPK Compound Peat Kay Plus produksi Agrifert Malaysia Sdn. Bhd. Akibat menggunakan pupuk merek lain tadi, membuat kualitas buah jelek dan daun menguning. “Tampaknya, hasil ini disebabkan kurangnya unsur hara di dalam pupuk tersebut,” papar Jimmy kepada SAWIT INDONESIA lewat telepon
Supaya mendapatkan hasil optimal, akhirnya kata Jimmy, perusahaan menggunakan kembali pupuk NPK Compound Peat Kay Plus yang telah terbukti handal dan efektif untuk meningkatkan mutu hasil panen. Dari segi harga, produk ini sangat kompetitif dari produk lain tetapi bagi kami yang utama pertumbuhan tanaman tetap bagus, mengingat lahan kami terbilang baru untuk tahun tanam 2007.
Melihat performa produk ini, tidak salah apabila pelaku perkebunan sawit mencoba pupuk NPK Compound Peat-Kay Plus. Harapannya akan diperoleh hasil panen yang kian optimal dari tahun ke tahun sehingga memberikan keuntungan yang maksimal. (Qayuum Amri)