KUALA LUMPUR, SAWIT INDONESIA – Negara produsen CPO diminta tidak takut dengan hambatan perdagangan di sejumlah negara Eropa. Pasalnya minyak sawit yang telah dihasilkan telah melewati prinsip keberlanjutan dan memenuhi aturan yang berlaku di negara masing-masing.
Datuk Datu Nasrun Datu Mansur, Deputy Minister Plantation Industries and Commodities mengatakan industri sawit di negaranya malaysi tidak gentar dengan kampanye hitam yang dilakukan NGO. Tak hanya itu, negaranya siap menghadapi kebijakan proteksionisme di beberapa negara Uni Eropa.
Kebijakan seperti pajak impor CPO di Perancis dinilai akan menghambat perdagangan sawit. Menurut Datu Nasrun usulan pajak impor Perancis tidak adil dan diskriminatif kepadasawit. Manfaat sawit dalam pengentasan kemiskinan di negara berkembang seperti Indonesia dan Malaysia tidak bisa dihambat isu lingkungan.
“Negara produsen sawit harus bersatu untuk melawan trade barrier, kata Datuk Datu Nasrun Datu Mansur dalam pembukaan Palm Oil Trade Fair and Seminar, di Kuala Lumpur, Rabu (12/10).
Tan Sri Datuk Dr Yusof Basiron CEO Malaysian Palm Oil Council, mengatakan pajak impor minyak sawit yang diterapkan Perancis bersifat diskriminatif dan melanggar aturan WTO. Argumen yang dibangun mengenai kewajiban sustainability palm oil masih menjadi perdebatan.
“Konsep sustainability yang mereka (Perancis) inginkan seperti apa. Selain itu, permintaan sustainability jangan dibebankan kepada industri sawit semata. Tapi komoditas minyak nabati lain juga,”kata Basiron di sela-sela acara seminar.
Paolo Vergano, pengacara yang berkedudukan di Uni Eropa, menilai usulan pelabelan sawit seperti Palm Oil Free tidak punya dasar hukum dan hanyalah upaya pembenaran dari industri makanan yang menerapkannya.
“Pelabelan palm oil free itu ilegal dan tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di otoritas Uni Eropa,”tegasnya.
Menurut Datuk Datu Nasrun walaupun produk sawit mendapatkan banyak hambatan di negara Uni Eropa, namun permintaan minyak sawit akan terus menguat pada tahun depan sehingga memberikan keuntungan kepada negara produsen sawit. (Qayuum)