PALEMBANG, SAWIT INDONESIA — Wakil Bupati Banyuasin, H. Slamet Somosentono, resmi menakhodai kembali Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Provinsi Sumatera Selatan periode 2022-2027. Pelantikan pengurus dilakukan oleh Sekretaris Jendral Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Apkasindo, DR. Rino Afrino, ST.,MM., C.Apo yang mengukuhkan secara langsung disaksikan Ketua Umum DPP Apkasindo, Dr. Ir. Gulat ME Manurung melalui zoom meeting, Sabtu (6/7/2022).
H.Slamet menekankan bahwa penguatan kelembagaan dan kemitraan kelapa sawit rakyat yang bersinergi dengan pemerintah daerah akan membawa dampak positif pada industri kelapa sawit di nusantara.
“Saya meyakini teman teman di daerah mempunyai harga tawar politik, karenanya saya mendorong untuk ikut mencalonkan diri sebagai anggota dewan, agar yang bisa kita perbuat untuk petani sawit bisa lebih besar lagi. Karena sebagai anggota kita akan bisa membuat kebijakan-kebijakan yang lebih meringankan beban para petani sawit terutama petani swadaya” urai H. Slamet atau akrab dipanggil Pakde Slamet.
Ia menyatakan keberadaan Apkasindo di daerah juga harus selalu bersinergi dengan pemerintah daerah masing-masing agar bisa terus mengawal harga sawit.
Pakde Slamet juga mengajak seluruh pengurus untuk bekerja keras demi petani kelapa sawit yang ada di Sumatera Selatan.
“Setelah pelantikan kita harus segera action !” ujarnya. Karena beliau melihat masih banyak masalah-masalah yang dihadapi petani sawit terutama petani sawit swadaya. Masalah ini menjadi hutang pengurus untuk segera mencari jalan keluarnya. Karena menurutnya dari permasalahan yang ada petani swadayalah yang paling berdampak.
Sekretaris Jendral DPP Apkasindo, DR. Rino Afrino, ST.,MM., C.Apo, mengatakan “Yang kita perjuangkan bukan nasib kita sendiri, tapi nasib 17 juta petani sawit yang ada diseluruh Indonesia.”
Menurutnya 270 juta penduduk Indonesia yang memakai produk kelapa sawit sangat tergantung pada apa yang akan kita upayakan dan perjuangkan ke depan. Rino Afrino juga memuji sepak terjang Pakde Slamet selama ini yang telah banyak mendirikan koperasi untuk petani sawit selagus sebagai langkah untuk mensinergikan kinerja antara petani dan pemerintah.
“Apkasindo lahir di Kota Palembang, lahir di Sumsel, karena itua Apkasindo Sumsel harus mengambil tantangan mendirikan 10 pabrik kelapa sawit dari pak ketua umum tadi,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumsel, Alex Sugiharto, menyampaikan keberadaan sawit sebagai komoditi terbesar kedua setelah batubara, menjadi alasan untuk semua organisasi untuk bersinergi bukan gontok²an agar industri bisa membawa kesejahteraan mulai dari bagi petani sampai negara.
Ditambahkan isu kelangkaan minyak goreng yang dijadikan kampanye hitam menjadi pr bagi kita untuk membenahi industri sawit di dalam negeri terutama kebijakan ekspor minyak sawit dan untuk memastikan upaya mendongkrak harga tandan buah segar (tbs) terutama untuk petani non plasma yang paling terdampak.
Gapki juga akan mendukung segala kebijakan yang diterapkan pemerintah yang bertujuan perbaikan dalam industri kelapa sawit. Seperti, adanya audit oleh BPKP terhadap perusahaan yang akan membuat penyelenggaraan lndustri sawit lebih transparan.
Selain itu peremajaan sawit rakyat yang terdiri dari 42% dari luas lahan yang ada akan meningkatkan produktivitas lahan milik rakyat yang tantangan terbesarnya adalah masalah produktivitas yang masih rendah.