PT Mutuagung Lestari (Mutu International) tetap menjalankan audit sertifikasi sawit berkelanjutan kendati pandemi Covid-19 belum berakhir. Arifin Lambaga, Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari, menjelaskan secara umum perkembangan aktivitas audit cukup menurun sebagai dampak pandemi Covid-19. Sebagai contoh terdapat beberapa unit kegiatan penilikan diundur jadwalnya karena berbagai faktor antara lain kebijakan daerah dan kebijakan perusahaan.
Menyiasati tantangan ini, Mutu International telah menyiapkan beragam strategi untuk memenuhi kebutuhan audit dan sertifikasi sawit. Arifin menuturkan kebijakan pembatasan sosial dan jaga jarak mengubah pendekatan audit. Sekarang ini, model audit tidak bisa lagi bersifat konvesional seperti kunjungan lapangan dan interview tatap muka.
“Kami memakai metode remote audit sebagaimana diatur dalam ISO 19011 tentang virtual audit. Metode juga ini telah mendapatkan persetujuan Komisi ISPO untuk proses sertifikasi,” ujar Arifin Lambaga.
Sampai Juni 2020, MUTU International sudah melaksanakan 91 kegiatan audit ISPO yang terdiri dari 47 remote audit dan 41 audit lapangan, dari total kegiatan yang telah dijadwalkan untuk semester pertama (kondisi normal) sebanyak 116 unit sertifikasi.
Majalah Sawit Indonesia mengajukan pertanyaan secara tertulis untuk mengetahui dampak pandemi terhadap kegiatan audit yang dijalankan PT Mutuagung Lestari. Jawaban dikirimkan tertulis dengan narasumber Arifin Lambaga, Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari, dan Octo Nainggolan, Deputi Direktur Sertifikasi Divisi Pertanian, Industri dan Jasa Publik PT Mutuagung Lestari. Berikut ini petikan wawancara kami:
Bagaimana perkembangan kegiatan audit sertifikasi sawit seperti ISPO dan RSPO di tengah pandemi Covid-19?
Jelas, secara umum dengan adanya pandemi Covid-19 perkembangan aktivitas audit sertifikasi cukup menurun dibandingkan kondisi normal, dan terdapat beberapa unit yang seharusnya dilakukan kegiatan penilikan (survailan) terpaksa harus diundur jadwalnya dengan menyesuaikan kebijakan perusahaan, kebijakan daerah, kebijakan mode transportasi yang digunakan.
Dengan adanya pembatasan perjalanan, social distancing atau pun physical distancing sehingga secara tidak langsung berdampak dengan berubahnya model audit.
Pada saat kondisi normal para auditor dapat melakukan kegiatan audit dengan melakukan berbagai metode/pendekatan untuk menilai sebuah kesesuaian standar baik itu secara kunjungan lapangan, kajian dokumen atau pun wawancara dengan pihak terkait. Akan tetapi saat kondisi pandemi hal tersebut tidak dapat dilakukan dan memaksa dilakukannya perubahan model audit yang tadinya dilakukan secara on site terpaksa dilakukan secara remote atau jarak jauh.
Seperti apa dampak pandemi terhadap layanan dan jasa Mutu Certification?
Dampak pandemi Covid-19 ini cukup terasa karena beberapa klien telah menunda sementara kegiatan audit sebagai akibat dampak kepada penggunaan budget para klien tersebut.
Jika kegiatan audit atau pun sertifikasi dilakukan penundaan oleh klien dan calon klien, maka secara langsung akan berdampak kepada penerimaan yang akan diperoleh oleh perusahaan jasa layanan sertifikasi seperti MUTU International. Namun beberapa strategi diupayakan untuk menyeimbangkan dampak tersebut, seperti melakukan sosialisasi (awareness) atau seminar secara online (Webinar).
Apa tantangan yang dihadapi tim Mutu Certification dalam pelaksanaan audit saat pandemi seperti sekarang ini?
Tantangan terbesar dalam pelaksanaan audit saat ditengah pandemi saat ini antara lain perubahan model/budaya audit. Pembatasan perjalanan, social distancing atau pun physical distancing secara langsung berdampak dengan berubahnya model audit. Pada saat kondisi normal kami bisa melakukan kegiatan audit secara normal dengan melakukan berbagai model/cara untuk menilai kesesuaian standar baik itu secara kunjungan lapangan, kajian dokumen atau pun interview dengan pihak terkait. Akan tetapi disaat kondisi pandemi hal tersebut tidak dapat dilakukan dan memaksa dilakukannya perubahan model audit yang tadinya dilakukan on-site terpaksa dilakukan secara remote atau jarak jauh.
Kalau mengutip statement dari ASI (Assurance Service International https://www.asi-assurance.org/s/post/a1J1H000004oLhhUAE/p0798) “COVID-19 telah banyak berubah di sektor penjaminan. Pada kondisi Social Distancing, saat ini bukan pertanyaan tentang kapan dan di mana harus melakukan audit melainkan bagaimana mempertahankan beberapa sistem verifikasi sekaligus”.
Tantangan verifikasi secara remote adalah:
- Bagaimana hasil audit tersebut dapat dipertanggungjawabkan
- Bagaimana kegiatan audit bisa berjalan secara efektif dan objektif
- Bagaimana auditor bisa menilai poin–poin kritis di unit audit
- Bagaimana dengan kesiapan klien
- Bagaimana dengan kondisi jaringan di unit audit
Dengan adanya wabah ini, apakah proses audit menjadi lebih lama waktu pengerjaannya?
Proses audit selama masa pandemi Covid-19 ini relatif sama dibandingkan audit lapangan, hal ini dikarenakan proses remote audit lebih banyak fokus kepada verifikasi dokumen dan wawancara dengan stakeholder melalui media on-line.
MUTU International memiliki standar waktu pengerjaan audit dan berusaha memberikan hal yang terbaik untuk klien dengan hasil audit yang seobjektif mungkin.
Bagaimana solusi supaya audit tetap bisa berjalan?
Solusi paling memungkinkan pada saat audit ini dengan metode remote audit, dan untungnya hal ini dibenarkan di dalam ISO 19011 tentang virtual audit (A.16 Auditing virtual activities and locations) dimana kegiatan virtual audit jarak jauh dapat dilakukan apa bila metode tatap muka tidak dapat dilakukan. Audit virtual mengikuti proses audit standar saat menggunakan teknologi untuk memverifikasi bukti objektif.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 105)