Musim Mas berkomitmen untuk bermitra dengan petani sawit swadaya. Kebijakan ini diambil untuk meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan produktivitas TBS sawit petani.
Komitmen maju bersama dalam meningkatkan produktivitas dan menjaga rantai pasok industri sawit berkelanjutan bersama petani sawit, terus ditunjukkan Grup Musim Mas. Di antaranya melalui kemitraan-kemitraan yang dijalin dengan petani sawit swadaya. Salah satunya kemitraan dengan petani-petani sawit swadaya yang berada di Kabupaten Pelalawan dan Siak, Provinsi Riau.
General Manager of Program and Project Musim Mas Group, Rob Nicholls mengutarakan kenapa pihaknya harus bermitra dengan petani sawit swadaya. “Jika dilihat ada sekitar 40% petani sawit yang mengelola perkebunan sawit di Indonesia. Bahkan, pada 2030 mendatang diprediksi akan mencapai 60% petani sawit swadaya yang mengelola kebun sawit,” ujar Rob saat acara kunjungan Media, pada awal Juni.
Selanjutnya, Rob menjelaskan saat ini kemitraan fokus pada peningkatan produksi dan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) yang dihasilkan petani sawit swadaya yang masih sangat rendah.
“Angkanya 30% – 50% lebih rendah dari produktivitas perkebunan yang dikelola oleh perusahaan. Untuk itu, kami berupaya menjalin kerjasama melalui program pembinaan petani swadaya untuk meningkatkan produktivitas TBS. Yang paling penting, produktivitas TBS petani sawit harus ditingkatkan. Supaya ekonomi dan kesejahteraan petani meningkat. Selain itu untuk memajukan perusahaan (Musim Mas) dan perekonomian nasional. Perusahaan (Musim Mas) tidak akan maju jika petani tidak berkembang dalam pengelolaan kebunnya,” jelasnya.
Musim Mas juga mendorong petani swadaya peserta program pelatihan untuk membentuk asosiasi. Saat ini, Musim Mas telah membina empat Asosiasi Petani Swadaya, yaitu Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Labuhanbatu – Sumatera Utara; Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Negeri Seribu Kubah – Riau; Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Pelalawan Siak – Riau; Perkumpulan Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Rokan Hulu – Riau.
Dikatakan Rob, pihaknya bekerjasama (bermitra) dengan petani sawit swadaya yang rata-rata per orang mengelola kebun seluas2 ha,yang memiliki produksi dan produktivitas masih rendah.
“Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya produksi dan produktivitas TBS petani sawit swadaya. Antara lain salah menggunakan bibit, belum memahami penggunaan dan pemupukan yang tepat. Karena belum mendapatkan pelatihan budidaya tanaman sawit sesuai dengan Good Agricultural Practices (GAP). Jika, permasalahan ini tidak bisa terjawab, bagaimana petani sawit swadaya bisa meningkatkan produksi dan produktivitasnya?,” ungkapnya.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 140)