- Koleksi benih adan pusat ekstraksi minyak, dengan mengasumsikan hasil biji minyak sebesar 3,75 ton/ha/tahun, areal budidaya seluas 2.000 hektar akan menghasilkan 7.500 ton/tahun biji minyak jarak pagar, yang kesemuanya dapat diberikan satu koleksi benih dan pusat ekstraksi minyak. Expeller dengan kapasitas penghancuran benih 1 ton/jam sangat sesuai untuk mengambil minyak dari 7.500 ton minyak sayur per tahun. Biaya expeller seperti itu adalah Rs. 300.000. Pusat pengadaan dan ekstaksi minyak terpadu akan memperkerjakan sekitar delapan orang sepanjang tahun.
- Pabrik transesterifikasi, rencana proyek percontohan tersebut meminta dilakukannya instalasi pabrik biodiesel seharga 80.000 ton/tahun. Biaya tanam diperkirakan Rs. 700-750 juta. Di sisi lain, dentgan kondisi teknologi terkini, pabrik yang dilengkapai skid-mount yang memiliki kapasitas 9.000 ton/tahun dapat dengan mudah dipasang dan disiapkan dengan cepat untuk metode operasi. Sebuah pabrik 9.000 ton/tahun dapat dilayani oleh empat koleksi bibit dan pusat penguasaan minyak seluas 7.500 ton/tahun.
- Memadukan dan memasarkan perusahaan minyak dan perusahaan sektor swasta lainnya, di bawah bimbingan Kementerian Perminyakan, akan memimpin dalam mengembangkan pencampuran dan pemasaran biodiesel.
- Persyaratan keuangan, kebutuhan keuangan proyek percontohan diperkirakan mencapai Rs. 14.960 juta. Ini termasuk kontribusi pemerintah sebesar Rs. 13.840 juta diri dari Rs. 12.000 juta untuk biaya pembibitan, perkebunan dan perlindungan, yang harus disediakan oleh pemerintah sebagai tindakan promosi serta biaya adminitrasi Rs. 680 juta dan biaya litbang dengan jumalah yang sama. Untuk menyiapkan unit pengumpulan benih dan ekstraksi minyak, dana tersebut bisa menjadi campuran kontribusi pengusaha Rs. 160 juta (margin money), subsidi dari pemerintah Rs. 480 juta dan pinjaman Rs. 960 juta dari Bank Nasional Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (NABARD) dengan rasio 10:30:60. Untuk transesterifikasi akan menjadi usaha komersial yang melibatkan jumlah uang yang relatif besar, yang diperkirakan Rs. 750 juta. Perusahaan minyak yang dipandu oleh Kementerian Perminyakan diharapkan dapat mendorong sektor swasta untuk membangun pabrik dengan pembiayaan dari lembaga keuangan, namun dana untuk litbang akan disumbangkan oleh pemerintah, perusahaan minyak, asosiasi produsen mobil dan perusahaan minyak.
Sumber: GAPKI