Inti rencana India untuk pengembangan biodiesel dan komersialisasi adalah Misi Biodiesel Nasional, yang dirumuskan oleh Komisi Perencanaan Pemerintah India. Pelaksanaan proyek terdiri dari dua tahap. Pada tahap I, sebuah proyek percontohan yang akan dilakukan antara 2003-2007. Proyek ini melibatkan pengembangan pembibitan biji jarak pagar penanamnan 400.000 hektar dengan jatropha, pembentukan koleksi benih dan pusat ekspresi minyak jarak pagar, dan memasang transesterifikasi 80.000 Mt/tahun untuk menghasikan biodiesel dari minyak jarak. Tahap II, akan terdiri dari perluasan program mandiri yang mengarah pada produksi biodiesel untuk memenuhi 20 persen kebutuhan diesel negara tersebut pada tahun 2011-2012.
Biodiesel biayasanya terbuat dari minyak nabati meski lemak hewan juga bisa digunakan, minyak nabati 19 memiliki 82 persen pangsa bahan baku biodiesel dunia, diikuti oleh minyak bunga matahari (10 persen), kedelai (5 persen) dan minyak sawit (3 persen). Pilihan pakan spesifik negara dan tergantung pada ketersediaan. Amerika Serikat mengunakan kacang kedelai, Eropa mengunakan rapeseed dan bunga matahari, Kanada mengunakan kanola, Jepang mengunakan lemak hewani dan malaysia mengunakan kelapa. Di Indi, minyak non-edible paling sesuai sebagai bahan baku biodiesel karena permintaan minyak nabati melebihi pasokan dalam negri. Diperkirakan potensi ketersediaan minyak semacam itu di India mencapaisekitar 1 juta ton per tahun, 20 sumber minyak paling banyak adalah minyak sal (180.000 t), mahua (180.000 t), minyak nimba (100.000 t) dan pongamia pinnata, juga dikenal sebagai minyak karanja (55.000 t). Namun berdasarkan penelitian ekstensif yang dilakukan di pusat penelitian pertanian, diputuskan untuk menggunakan minyak biji jarak pagar sebagai bahan baku utama program biodiesel India. Jatropha pada awalnya dikembangkan di Amerika Tengah dan merupakan bibit minyak pohon yang tumbuh di lahan kering dan gersang.
Sumber: GAPKI