JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Dua bulan terakhir, petani sawit benar-benar merasakan getirnya kehidupan. Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang diterima petani swadaya sudah di bawah Rp 1.000 per kilogram. Bahkan di sejumlah daerah, petani mesti menjual antara Rp 700-Rp 850/kilogram.
Di Indragiri Hilir, harga TBS terjun bebas dari Rp 3.000/kilogram pada April lalu. Sekarang menjadi Rp 450 per kilogram.
“Harga Rp 450 per kilogram ini di tingkat agen pada Kamis kemarin (23 Juni 2022), ” ujar Mulono Apriyanto, Ketua DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Indragiri Hilir, Riau, dalam perbincangan melalui telepon, Jumat (24 Juni 2022).
Sementara di Jambi, harga TBS yang diterima petani antara Rp 500-Rp 900 per kilogram. Padahal di bulan April lalu, harga TBS yang diterima petani masih di atas Rp 3.000 per kilogram.
Rendahnya harga sawit ini telah disuarakan petani sawit kepada pemerintah daerah dan pusat. Pasalnya harga yang sedemikian rendah ini mengganggu perawatan tanaman yang biaya produksi jauh lebih tinggi.
Sebagai informasi, biaya pokok produksi sebesar Rp 1.800 per kilogram akibat meroketnya harga pupuk dan pestisida.
Mirisnya, sekilo harga TBS yang diterima petani setara dengan satu atau dua gelas air mineral di pasaran yang dijual Rp 500 per gelas.
“Padahal, petani kalau panen saja harus membawa air mineral satu botol besar (seharga Rp 7.000 per botol). Ibaratnya panen TBS habis hanya untuk beli air mineral,” ujar Mulono.
Kementerian Pertanian telah membentuk gugus tugas monitoring harga TBS di daerah sentra sawit yang bertujuan pabrik sawit mematuhi Permentan Nomor 01/2018 dan ketetapan harga TBS provinsi.