JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Tudingan bahwa kandungan minyak sawit di dalam Nutella mengandung komposisi penyebab kanker tidak terbukti.
“Berita yang beredar di internet yang menyebutkan salah satu produk cokelat populer yaitu Nutella karena dibuat dengan minyak sawit mengandung elemen potensi penyebab kanker merupakan berita yang tidak benar,” kata Menteri Industri dan Komoditas Pertanian Malaysia Datuk Seri Mah Siew ketika berbicara dalam Seminar Palm Oil Economic Review and Outlook di Kuala Lumpur, Senin (17/1).
Menurutnya elemen dalam Nutella yang berasal dari minyak sawit dan dituduh sebagai penyebab kanker yaitu glycidyl fatty acid esters (GE) dan 3 monochloropropanediol (3-MCPD) tak hanya berasal dari minyak sawit melainkan juga dari minyak nabati pada umumnya.
Mah menambahkan bahwa elemen tersebut juga tak terbukti menjadi penyebab kanker. Hal ini juga didukung oleh riset senilai 50 juta ringgit yang telah dilakukan oleh pemerintah Malaysia dalam menyelidiki kandungan penyebab kanker dalam minyak sawit.
“Karena dua kandungan tersebut juga terdapat pada minyak nabati lain, termasuk dalam banyak proses pemrosesan makanan, saya cukup kecewa bagaimana media barat hanya menyoroti minyak sawit sebagai biang keladinya,” lanjut Mah.
Tudingan terhadap Nutella sendiri mulai muncul setelah Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) mengeluarkan laporan tahunannya yang menyebut minyak sawit lebih bersifat karsiogenik dibanding minyak nabati lainnya.
Dalam laporan tersebut dikatakan bahwa saat dipanaskan mencapai 200o Celcius, minyak sawit akan memproduksi GE dan 3-MCPD. Panel EFSA kemudian memutuskan dua kandungan kimia tersebut bersifat karsiogenik dan genotoksik.
Sementara itu Ferrero Grup, produsen Nutella dalam pernyataan resminya juga turut menyatakan bahwa Nutella aman dikonsumsi karena Ferrero menjamin penggunaan komposisi serta proses produksi telah didesain untuk meminimalkan kontaminasi.
“Kesehatan dan keamanan konsumen mutlak menjadi prioritas utama bagi Ferrero dan kami dengan jelas menyatakan bahwa produk-produk kami aman untuk dikonsumsi,” kata Juru bicara Ferrero Grup.
Menanggapi laporan EFSA, Ferrero mengatakan bahwa perusahaan asal italia tersebut sangat berhati-hati dalam menyeleksi kualitas bahan baku produk-produknya. Termasuk telah mengaplikasikan standar-standar dalam proses produksi produknya yang telah ditentukan oleh EFSA sendiri.
“Analisa EFSA Menyebutkan bahwa kehadiran kontaminan dalam sejumlah produk dihasilkan dari bahan baku minyak dan lemaknya. Sementara tim kontrol kualitas kami juga secara terus menerus memantau beragam faktor tersebut dan menjamin faktor keamanannya bagi konsumen,” lanjut Juru Bicara Ferrero Grup.
Nutella sendiri telah menjadi salah satu penyumbang devisa ekspor terbesar dari Italia, karena kepopulerannya di seluruh dunia. Diperkirakan setiap 2,5 detik terjual satu toples Nutella. (ANGGAR SEPTIADI)
Sumber foto : SBS.com.au