NUSA DUA, SAWIT INDONESIA – Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menyampaikan enam harapan pemerintah kepada industri sawit di hadapan pengurus dan pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
“Kami mengapresiasi konferensi sawit (IPOC). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,”kata Amran kepada media di Nusa Dua, Bali, Rabu (23/11).
Tercatat enam harapan pemerintah kepada industri sawit yang disampaikan Amran Sulaiman. Pertama, Peningkatan produktifitas kebun rakyat menjadi prioritas dan dukungan dana BPDP (CPO fund) perlu diperbesar porsinya Khususnya percepatan replanting.
Kedua, percepatan sertifikasi ISPO bagi seluruh perusahaan. Hal ini juga perlu dukungan BPDP mengingat keterbatasan anggaran di Kementan. Penguatan ISPO penting dalam rangka percepatan sertifikasi dan keberterimaan international
Ketiga, kebun sawit di lahan gambut harus ditingkatkan implementasi ‘pengelolaan gambut lestari’ bertujuan meningkatkan produktifitas dan mencegah kebakaran lahan.
Keempat, peningkatan produktifitas kebun rakyat terhambat dengan status legalitas lahan, yang menurut Men LHK tumpang tindih di kawasan hutan. Hal ini perlu diselesaikan demi memberikan kepastian hukum dan keberterimaan oleh kredit bank.
Kelima, soal kampanye negatif di Eropa disarankan agar ekspor CPO ke eropa dikurangi atau disetop. Selanjutnya fokus pasar besar yg tidak banyak menuntut soal lingkungan seperti India, Tiongkok, Pakistan, dan Bangladesh.
Keenam, pengembangan integrasi jagung sawit pada 2016 ditargetkan seluas 724 ribu ha jagung di lahan sawit dan hutan. Untuk itu, petani jagung dapat bermitra dengan GPMT/industri pakan ternak.
“Semua permasalahan semoga ada solusi dari pemerintah. Pemerintah dukung sawit. Ada integrasi (sapi-sawit). Ada B20 (biodiesel). Apakah itu tidak cukup. Ini luar biasa,” kata Amran.
Sebelumnya Amran Sulaiman dijadwalkan membuka acara 12th IPOC yang berlangsung di Nusa Dua Bali untuk mewakili Presiden Joko Widodo. Namun, Amran berhalangan hadir dalam pembukaan tersebut.(Qayuum)