LHOKSEUMAWE, SAWIT INDONESIA – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Marsekal TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P, mengapresiasi komitmen PT Satya Agung (Bahruny Grup) yang mengalokasikan lahan plasma kepada petani seluas 2.000 hektare.
“Begitu mendengar lahan 2.000 hektar saya langsung tertarik. Karena jarang pemegang HGU mengalokasikan lahan bagi petani (mitra) seluas 2.000 hektar, di atas lahan itu sudah ada tanaman sawit,” ucap Hadi dalam sambutannya.
Agenda utama Menteri ATR/BPN adalah melakukan penyerahan sertifikat kepada petani sawit mitra plasma Bahruny Group melalui Koperasi Mentari dan Koperasi Harta Bumou Mbang seluas kurang lebih 2000 Ha untuk 1000 petani plasma.
“Saya apresiasi Pak Joefly yang mengalokasikan plasma sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah. Ini juga wujud implementasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria. Pak Joefly telah mendukung peningkatan kesejahteraan petani sesuai concern Bapak Presiden Joko Widodo,” urainya.
Dikatakan Hadi, dari lahan plasma seluas 2.000 hektare ini akan ada 1.000 keluarga petani yang dapat meningkat kesejahteraannya.” Saya dengar tadi ini baru sebagian, sesuai rencana ada 2.000 hektar, jadi satu keluarga 2 hektar, jadi ada 1.000 keluarga yang dapat sertifikat,” tambah Hadi.
Selain penyerahan sertifikat petani plasma, dilakukan peresmian pabrik sawit PT Satya Agung oleh Pj Gubernur Aceh, Mayjen (Purn) Achmad Marzuki.
Komisaris Utama Bahruny Grup Joefly J Bahroeny menyampaikan terima kasih atas kehadiran Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto beserta pejabat, petani, asosiasi sawit seperti GAPKI dan APKASINDO serta tokoh masyarakat setempat.
“Sebagai pengusaha putra daerah ini mengembangkan perekonomian ini. Kami berharap kehadiran Bapak Menteri bisa memberikan semangat kepada petani dan masyarakat untuk membangun Aceh serta meningkatkan perekonomian wilayah,” harap Joefly.
Joefly J. Bahroeny mengatakan bahwa PKS yang diresmikan tersebut berkapasitas olah 30 ton TBS per jam yang dapat ditingkatkan menjadi 45 ton TBS per jam. Kehadiran PKS ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat terutama petani sawit sebagai bagian dari upaya mempermudah penyerapan buah sawit petani plasma maupun petani swadaya.
“Dengan kehadiran PKS PT Satya Agung, kami ingin membantu pemerintah setempat dan pusat untuk memberdayakan perekonomian masyarakat khususnya petani sawit,” jelas Joefly.

Apresiasi juga datang dari GAPKI dan APKASINDO yang menghadiri kegiatan di PT Satya Agung. Eddy Martono, Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengapresiasi pembangunan pabrik sawit PT. Satya Agung yang sangat membantu petani swadaya yg juga anggota APKASINDO sehingga TBS bisa tertampung dan tidak perlu dibawa ke pabrik yang jauh dari areal tersebut.
“Disamping itu GAPKI juga mengapresiasi kemitraan yg dilakukan perusahaan tersebut dengan memberikan kepastian kepemilikan lahan, dimana penyerahan sertifikat hak milik langsung diserahkan oleh Menteri ATR/Kepala BPN. Kerjasama antara perusahaan dan petani ini akan mempercepat pembangunan ekonomi daerah tersebut dan masyarakat sekitar akan lebih sejahtera,” ujarnya.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Dr. Gulat ME Manurung, MP, C.IMA. mengapresiasi peresmian pabrik sawit PT Satya Agung milik Bahruny Grup dan penyerahan sertifikat kepada petani plasma mitra perusahaan.
“Saya apresiasi pendirian pabrik sawit PT Satya Agung ini karena kebun anggota APKASINDO sangat banyak di sekitar pabrik ini. Dan atas undangan PT Satya Agung, saya sangat senang bisa hadir disini dalam peresmian PKS dan acara penyerahan sertifikat kepada petani sawit mitra plasma Bahruny Group,” ujar Gulat.