NUSA DUA, SAWIT INDONESIA – Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla mengapresiasi kontribusi kelapa sawit bagi perekonomian negara. Setiap tahunnya nilai ekspor produk sawit mencapai Rp 250 Triliun.
“Kami dukung petani dan perusahaan sawit. Hasil devisa sampai Rp 250 triliun. Itu sudah luar biasa,”kata Amran Sulaiman, Menteri Pertanian RI, dalam wawancara bersama media sebelum pelaksaan 12th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2017 Price Outlook, di Nusa Dua, Bali, Rabu (23/11).
Menteri Pertanian mengakui industri sawit menjadi tulang punggung perekonomian negara. Industri sawit, kata Amran Sulaiman, punya peranan besar kepada perekonomian negara terutama kehidupan petani. Saat ini kepemilikan lahan sawit petani di seluruh Indonesia seluas 4 juta hektare.
“Kami yakin petani sawit lebih hebat dari petani lain. Perusahaan juga tetap kami perhatikan. Jangankan perusahaan lokal, dari luar juga (diperhatikan),” ujar Amran.
Ketua Bidang Advokasi GAPKI Susanto mengatakan, dari sisi suplai, produksi Indonesia tahun 2017 akan membaik. “Dampak el nino sudah berkurang, sehingga saya perkirakan produksi minyak sawit Indonesia bisa mencapai 34 juta ton,” kata Susanto.
Terkait tema IPOC tahun ini “Pengembangan Minyak Sawit: Harmonisasi Kepentingan Pasar, Masyarakat, dan Negara” ini, Susanto mengatakan tema ini sengaja diangkat untuk menunjukkan kepada dunia bahwa perkebunan kelapa sawit Indonesia memberikan peran besar dalam upaya pengentasan kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Bayangkan besarnya kontribusi sektor perkebunan kelapa sawit, ada 26 juta warga Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari sektor ini,” kata Susanto.
Sumber foto: m.husni