JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kemitraan antara Bumitama Gunajaya Agro (BGA) dengan masyarakat lokal telah menunjukkan hasil. Adalah Hairi, perajin dodos dan alat pertanian lain yang meningkat pendapatannya setelah bermitra dengan BGA.
“Sekarang penghasilan yang saya peroleh 10 juta rupiah sebulan. Sebelum bermitra, omset hanya 5 juta rupiah per bulan,” kata Hairi saat ditemui di Munas-X GAPKI pekan lalu.
Dalam sebulan, dia bersama tiga pekerjanya mampu produksi sekitar 70-100 unit alat pertanian. Sementara harga tergantung ukuran panjang alat. Misalnya dodos ukuran panjang 10 cm sekitar Rp 120.000, 12 cm Rp 150.000 dan ukuran 14 cm sebesar Rp 170.000.
“Paling laku ukuran 12 cm karena digunakan untuk panen buah sawit,” ujar bapak anak dua ini.
Di Dusun Kertaraja Kendawangan Kiri, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Hairi mempunyai Toko Kendawangan Mandiri untuk menjual produknya. “Kami jual ke petani dan Koperasi BGA. Ada garansi 6 bulan, jika patah diganti baru. Nanti bs didaur ulang lagi,” paparnya.
Keahlian membuat dodoa dan egrek diawali dari belajar kepada orang tua. “Alhamdulilah dapat menguasai ilmunya lalu terjun menjadi perajin pandai besi,” ujar Hairi.
Hairi menceritakan, usaha keluarga ini mulai 1995. Bahan baku tidaklah susah karena diambil dari bekas per mobil.
“Banyak sisa per truk di daerah Kendawangan yang sebagian besar areal perkebunan sawit. Adapula pemulung besi bekas langsung menjual ke kami karena harganya jauh lebih baik dari pasar loak,” tambahnya.
“Daripada barang bekas ini terbuang percuma, maka kami mencoba olah menjadi alat pertanian seperti pisau, sabit, golok, parang dan alat pemanen sawit (dodos),” jelasnya.
Pertama kali membuka usaha, modal awalnya ebesar Rp 10 juta. Namun karena usahanya maju, modal sudah balik satu tahun kemudian.
“Awalnya hanya coba membuat, dan ternyata laku ada yang membeli. Akhirnya kami pun memproduksi secara masal.”
Dengan menjadi mitra BGA, kata Hairi, membantu pemasaran alat yang diproduksinya. Penjualan kepada BGA lebih mudah karena melalui koperasi perusahaan. Koperasi mengajukan order pembelian sebanyak satu kali per dua bulan.
Menurut Hairi, BGA juga memberikan bantuan berupa bantuan bahan baku, peralatan penunjang usaha, pelatihan, pembangunan workshop dan pemasaran. “Adanya perusahaan sangat membantu usaha kami menjadi lebih maju,” ujar Hairi.
Dia mengakui,”Dari usaha ini saya dapat menyekolahkan kedua anak saya. Selain itu, saya juga telah membeli lahan sawit sebanyak satu kavling (red – dua hektare),” tambahnya