JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Fokus kerja Menteri Pertanian satu tahun ke depan adalah memperkuat produksi berbagai komoditas strategis untuk keberlangsungan pembangunan Indonesia yang berdaulat secara pangan. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian adalah dengan penyelenggaraan pemuliaan dengan melakukan perakitan varietas unggul baru. Perakitan varietas unggul baru dilakukan dengan teknologi modern secara kolaboratif, integratif, dan berkelanjutan.
Kementerian Pertanian melalui Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) memiliki tugas untuk meningkatkan pelayanan pelepasan atau pendaftaran peredaran varietas tanaman. Untuk mendorong perakitan varietas unggul baru, maka perlu dilakukan terobosan dengan mengenalkan inovasi teknologi perakitan varietas. Diperlukan kerja sama dengan seluruh stakeholders pentahelix. “Pusat PVTPP tidak dapat bergerak sendiri, kami terus menggandeng regulator, akademisi, stakeholders, pelaku bisnis dan media untuk mempercepat Pembangunan pertanian berkelanjutan dengan memperkenalkan teknik perakitan varietas baru, yaitu double haploid” ujar Leli Nuryati, Kepala Pusat PVTPP pada Koordinasi Teknis (Kortek) Pendaftaran Peredaran/Pelepasan Varietas Tanaman, Selasa (07/11).
Kortek diselenggarakan secara hybrid, dihadiri 120 peserta offline dan 379 peserta secara online di Malang. Acara dibuka oleh Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Prihasto Setyanto, M.Sc. Turut hadir Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Ir. Dydik Rudy Prasetya, MMA dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Suyanto, SP, M.Si. Beberapa narasumber yang memberikan materi pada kortek ini adalah Dr. Abil Darmail, Dr. Amin Nur, Prof. Dr. Sudarsono, Dr. Iswari Saraswati Dewi, dan Ir. Fathku Rokhman, SP, M.Si.
Prihasto pada sambutannya mengatakan varietas unggul adalah fondasi dari keberhasilan produktivitas. “Untuk itu dibutuhkan teknik-teknik pemuliaan baru yang dapat mengakselerasi terciptanya varietas unggul baru, salah satunya dengan teknik haploid dan penting untuk pemulia mendapatkan informasi teknologi baru” ujarnya.
Perakitan varietas biasanya membutuhkan waktu yang lama, dari galur inbred sampai generasi selanjutnya. Salah satu cara mempersingkat perakitan varietas adalah dengan tanaman haploid yang memiliki jumlah kromosom sporofit sama dengan gametofiknya. Haploid Inducer mampu mempersingkat waktu perakitan varietas hibrida dari 3 hingga 5 tahun menjadi 1 tahun saja. “Dibutuhkan skill memadai dari pemulia untuk melakukan hal ini,” tutur Abil yang saat ini adalah dosen di Khon Kaen University, Thailand.
Menurut Iswari, teknologi haploid mensupport percepatan perolehan galur murni. “Waktu terlama dihabiskan untuk perakitan varietas dengan metode pemuliaan klasik sebanyak 5-6 generasi silang balik dan 8-10 generasi selfing untuk mendapatkan galur murni,” tambah Iswari. Pada level haploid, semua gen berada pada keadaan hemizygous atau memiliki satu copy gen (one copy of each gene).
Pemanfaatan Double Haploid dapat dijadikan pilihan teknologi dalam perakitan varietas unggul baru karena lebih efisien dan efektif dari segi waktu, biaya dan tenaga. Prinsip dasar dari teknologi ini adalah bagaimana mendapatkan tanaman homozigot yang lebih cepat sebagai induk persilangan. Kreativitas pemulia dalam memprediksi proses breeding-nya, breeding by design yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam menghasilkan varietas unggul baru.
Sumber: pertanian.go.id