Herbisida yang diproduksi khusus peruntukkannya mengendalikan gulma di perkebunan kelapa sawit dengan berbahan aktif sistemik.
PT Prima Karya Berjaya perusahaan manufaktur agrokimia yang memiliki ragam produk herbisida untuk mengendalikan gulma di perkebunan kelapa sawit. Di antaranya Penta Up-Z 480 SL, yang berbahan aktif IPA Glifosat 480 g/L. Produk ini merupakan herbisida sistemik non selektif purna tumbuh berbentuk larutan dalam air berwarna kuning keemasan yang ampuh mengendalikan gulma berdaun lebar, gulma golongan rumput dan golongan teki pada lahan kelapa sawit dan tanaman lainnya.
Serta ada, Prima-Best 150 SL yang berbahan aktif Amonium glufosinat 150 g/L. Produk ini, herbisida kontak dan sistemik non selektif purna tumbuh berbentuk larutan dalam air berwarna biru untuk mengendalikan gulma pada lahan budidaya tanaman kelapa sawit. Mempunyai keistimewaan efikasi dalam mengendalikan gulma rumput lulangan Eleusineindica.
Dan, masih ada herbisida dengan merek lain yaitu Prima – Care 480 EC yang berbahan aktif Fluroksipir MHE 480 g/L. Produk ini adalah herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk pekatan yang dapat diemulasikan dalam air. Berwarna coklat untuk mengendalikan gulma berdaun lebar dan gulma merambat pada budidaya tanaman kelapa sawit khususnya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Dan, dapat juga digunakan untuk pengendali pertumbuhan tanaman kacangan penutup tanah supaya pertumbuhannya tidak mengganggu tanaman sawit itu sendiri.
Gulma adalah tanaman yang tumbuh di sekitar tanaman yang dibudidayakan dan kehadirannya tidak diinginkan. Oleh karena itu gulma merupakan tumbuhan yang harus dikendalikan karena menyebabkan kerugian secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian secara langsung dari keberadaan gulma pada budidaya tanaman kelapa sawit adalah terjadinya kompetisi antara tanaman pokok dengan gulma dalam memperoleh cahaya, ruang, hara dan air. Sedangkan kerugian secara tidak langsung terjadi apabila gulma tersebut menjadi tanaman inang dari hama dan penyakit tanaman.
Seperti diketahui, kehadiran gulma di perkebunan kelapa sawit dapat mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas produksi tandan buah segar (TBS), gangguan terhadap pertumbuhan tanaman, peningkatan serangan hama dan penyakit, gangguan tata guna air dan secara umum akan meningkatkan biaya usaha pekebun.
Pada prinsipnya, pengendalian gulma dapat dilakukan dalam bentuk pencegahan dan pengendalian. Salah satunya pengendalian gulma dengan memanfaatkan senyawa kimia yang disebut herbisida. Herbisida yang digunakan dapat berupa racun kontak ataupun sistemik. Keuntungan dari metode pengendalian ini lebih cepat dan efektif dalam pengendalian gulma.
Product Manager PT Prima Karya Berjaya, Yoga Setiawan mengatakan perusahaan memiliki beragam produk herbisida untuk pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit.
” Sebenarnya sudah sejak 2003 lalu, kami masuk ke sektor perkebunan kelapa sawit,” ujar Yoga saat diwawancarai di pameran IOPC 2022 di Nusa Dua – Bali pada Maret 2023.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 139)