Pupuk Mahkota telah dikenal dan familiar bagi kalangan industri sawit Indonesia. Mempunyai beragam pilihan produk sesuai kebutuhan customer.
PT. Sentana Adidaya Pratama (SADP),anak usaha Wilmar Group, dikenal sebagai penyedia beragam kebutuhan pupuk di perkebunan sawit. Ada pupuk khusus pembibitan, pupuk pada tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan (TBM), pupuk pada masa tanam sampai pupuk untuk tanaman yang telah menghasilkan (TM) kelap asawit.
Perusahaan yang telah berdiri sejak 1999 ini, menyediakan pupuk yang dibutuhkan oleh perkebunan dan pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit. Pupuk jenis ini memiliki nutrisi yang lengkap dan didesain lebih efektif dan efisien dalam menyediakan unsur hara, mudah dalam penentuan aplikasi di lapangan, mudah dari segi pengawasan, tidak menganggu kesehatan pekerja serta menghemat biaya sewa gedung.
Berdiri 21 tahun lalu, Product and Business Development, PT. Wilmar Chemical Indonesia, Ramdhani mengatakan awal perkembangan bisnisnya sebagai importir dan distributor pupuk dengan harga kompetitif untuk memenuhi permintaan pupuk yang terus meningkat. “Permintaan dari sektor perkebunan maupun pertanian terus bertambah, terutama perkebunan kelapa sawit yakni seperti pupuk tunggal (straight fertilizer) yaitu pupuk KCI (Kalium Klorida) dan pupuk Rock Phospate,” ujarnya saat ditemui di kantornya.
Menurut Ramdhani pupuk Mahkota sejak awal dipasarkan membidik pasar perkebunan sawit, terutama pupuk tunggal (straight fertilizer) yaitu pupuk KCI (Kalium Klorida) dan pupuk Rock Phospate.
“Seiring dalam perkembangannya permintaan konsumen terhadap pupuk Mahkota, terus mengalami peningkatan, terutama jenis NPK (pupukmajemuk). Dan, semakin bertambahnya pengetahuan user perkebunan terhadap manajemen pemupukan yang efektif dan efisien. Selain itu, kami dapat memenuhi permintaan konsumen (red-tailormade), tambahnya.
Dalam perjalanan bisnisnya, Pupuk Mahkota terus mengalami peningkatan permintaan dari konsumen, terutama jenis NPK (pupuk majemuk). Permintaan ini sejalan dengan semakin meningkatnya pengetahuan user perkebunan terhadap manajemen pemupukan yang efektif dan efisien.
“Perusahaan menjawab peluang tersebut dengan mendirikan pabrik NPK (stream granulation) di dualokasi yaitu di kawasan industrial state (Kawasan Industrial Dumai) Pelintung, Riau dan di Gresik, Jawa Timur. Saat ini, perusahaan mengelola 6 pabrik pupuk NPK dengan kapasitas lebih dari 1,2 juta MT/tahun,” kata Ramdhani.
Sejak 2015 lalu, pihak manajemen memutuskan untuk mendirikan perusahaan lagi tujuannya untuk memisahkan produsen dan importir. “Langkah ini sebagai upaya memenuhi regulasi dari pemerintah, maka dibentuk Wilmar Chemical Indonesia (WCI) sebagai perusahaan Importir dan SADP sebagai produsen,” jelas Ramdhani.
PT. Sentana Adidaya Pratama merekomendasikan tipe pupuk yang disesuaikan dengan usia tanam, jenis tanah dan penggunaan dosis yang tepat. Pada masa pembibitan (1-3 bulan) bisa menggunakan pupuk NPK 15-15-6-4. Sementara menginjak usia taman sekitar 4-14 bulan dapat menggunakan formula pupuk NPK 12-12-17-2.
Memasuki masa tanaman belum menghasilkan (TBM) bisa menggunakan NPK 12-12-17-2. Berdasarkan keterangan produk, pemupukan pada masa ini mempunyai empat tahap penggunaan pupuk majemuk dan pupuk tunggal dari tahap TBM 0, TBM 1, TBM 2, TBM 3. Sementara penggunaan pupuk tunggal bisa memakai formula dari urea, TSP, MOP dan Kiseirit.
Selanjutnya, pemupukan pada masa tanam bisa diberikan pupuk fosfatalam (Rock Phospat) yang berfungsi sebagai perbaikan struktur tanah sehingga tanah menjadi netral di area perakaran serta memberikan unsur hara fosfor (P). Alhasil pertumbuhan perakaran dan perkembangannya menjadi sempurna. Dosis fosfatalam yang diberikan sebesar 500-700 gram per lubang tanaman.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 102)