Limbah cair sawit tidak lagi dipandang sebelah mata. Peneliti Jepang menawarkan teknologi pengolahan limbah cair sawit menjadi bahan baku alga (ganggang). Melalui teknologi ini, limbah cair dapat menghasilkan untung dan menekan pengeluaran emisi gas rumah kaca.
Dr.Sc Makoto Watanabe begitu antusias saat berkeliling di komplek pabrik sawit PT Mitra Sari Prima di Kabupaten Pelalawan, Riau. Terbang dari Tokyo ke Pekanbaru, dia ingin melihat langsung limbah cair sawit atau dikenal juga Palm Oil Mill Effluent (POME). Pasalnya, pria berkebangsaan Jepang ini punya teknologi pengolahan limbah cair sawit menjadi alga (ganggang).
Bagi peneliti alga di dunia, nama Makoto Watanabe sudah familiar. Apalagi, dia punya jabatan bergengsi sebagai Professor Algae Biomass and Energy System R&D Center Universitas Tsukuba Jepang. “Saya datang ke sini (Pelalawan) ingin melihat langsung limbah cair sawit. Apakah saya bisa mendapatkan sampel(limbajlh)?”, tanya Makoto Watanabe dalam kunjungan tersebut. Manajemen PT Mitra Sari Prima langsung mengiyakan permintaan tadi.
Makoto Watanabe menjelaskan bahwa limbah cair sawit menyimpan potensi untuk diolah menjadi alga (ganggang). Teknologi pengolahan ini terbilang baru dan belum pernah diaplikasikan, karena sebelumnya sumber bahan baku alga berasal dari lemak ikan di laut dalam. Seiring berjalannya waktu, bahan baku alga dari lemak ikan tidak mudah diperoleh apalagi permintaan alga kian tinggi.
Atas dasar itulah, Makoto Watanabe mencari alternatif sumber bahan baku dari minyak nabati. Sempat menggunakan ampas kedelai tetapi dinilai kurang cocok. Setelah itu, muncul gagasan memanfaatkan limbah sawit.
Makoto Watanabe mengakui limbah cair minyak sawit sangat cocok diolah menjadi alga dibandingkan minyak nabati lain. Kesesuaian ini berdasarkan faktor melimpahnya bahan baku dan kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) dapat diolah menjadi 20 PPM.
Untuk menjelaskan potensi ekonomis limbah cair sawit, Makoto bersama Group Chairman eBioTechnology Holding Pte Ltd Toshihide Nakajima mendapatkan kesempatan sebagai pembicara Focus Group Discussion “Peningkatan Nilai Ekonomi Limbah Cair Kelapa Sawit Dan Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Dengan Budidaya Ganggang”, di Gedung Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan, pada 22 Februari 2018.
Selama satu jam lamanya, kedua pria berkebangsaan Jepang imi mengulas detil kebutuhan alga di pasar global. Selain itu, mereka juga menjelaskan konsep bisnis pengolahan limbah cair sawit sebagai alga. Tidak sebatas membuat penelitian, mereka berkomitmen membawa konsorsium investor untuk menanamkan investasi alga dari limbah cair sawit di Kawasan Teknopolitan sawit di Pelalawan, Provinsi Riau.