Kemudian moderator bertanya kebeberapa peserta yang hadir selaku wakil perusahaan. Mereka ditanya apakah bersedia menyatakan mendukung moratorium. Dengan suara yang agak lemah, mereka mengikuti sikap yang diambil GAPKI. Artinya, mereka ikut dengan sikap yang saya ambil. Karena itu, tidak ada acara penandatanganan atau pernyataan mendukung moratorium pada hari itu.
Moratorium bukanlah jalan tengah. Skema yang saya maksudkan, lagi-lagi saya tegaskan, adalah itikad baik dari negara maju untuk turut bertangung jawab didalam pelestarian hutan tropis di negara berkembang seperti Indonesia. Skema REDD mengatur itu kendati belum ada realisasinya. Keesokan harinya komentar saya dimuat disejumalah media massa, mulai dari Jakarta Post yang nasional sampai Wall Street Journal yang internasional. Komentar itu menghebohkan banyak pihak.
Rupanya Carl Bek Nielsen dari United Plantation di Malaysia putra Tan Seri Dato’B. Bek Nielsen, sempat membaca komentar saya itu.”Saya tertawa membacanya,” katanya kepada saya ketika nertemu. Mungkin umpatan itu terdengar keras, tapi itulah perlambang dari sebuah keadaan yang buntu.
Sumber : Derom Bangun