Pada umumnya lokasi industri sabun di Indonesia lebih berorientasi pada pusat-pusat konsumen. Dari sekitar 925 ribu kapasitas industri sabun mandi di Indonesia sekitar 88% berada di pusat-pusat konsumen seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hanya 22% berada di sentra produsen bahan baku yakni di Sumatera Utara dan Lampung.
Hal yang relatif sama juga terjadi pada industri sabun cuci dan detergen. Dari kasitas industri sabun cuci sebesar 122 ribu ton, 78% berada disentra-sentra konsumen. Bahkan pada industri detergen, sekitar 99% berada di sentra-sentra konsumen terutama DKI Jakarta. Dalam periode tahun 2000-2008, produksi sabun dan detergen Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sabun cuci meningkat dari sekitar 240 ribu ton tahun 2000 menjadi sekitar 290 ribu ton tahun 2008. Demikian juga sabun mandi, meningkat dari sekitar 869 ribu ton menjadi 690 ribu ton pada periode yang sama.
Berbeda dengan sabun cuci atau detergen, orientasi pasar dari produksi sabun mandi mengalami perubahan. Pada tahun 2000-2002, sebagian besar produksi sabun mandi dipasarkan ke dalam negri, namun setelah tahun tersebut sebagian besar beralih ke pasar ekspor. Dengan kata lain, produksi sabun mandi Indonesia makin cenderung melihat pasar ekspor. Hal ini sedikit berbeda dengan produksi sabun cuci dimana sebagian besar produksinya ditujukan untuk pasar domestik. Namun, terdapat kecenderungan bahwa pangsa produksi untuk tujuan pasar ekspor cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sedangkan produksi detergen lebih dari 90% ditujukan untuk pasar domestik. Hanya relatif sedikit untuk dipasarkan ke luar negri (ekspor).
Sumber : GAPKI