Persoalan minyak sawit tercemar solusi itu sangat menarik buat wartawan. Ketika berada di Hotel Kurhaus, pagi-pagi pukul 07.30 yang berarti pukul 13.30 WIB, saya menerima telepon dari kantor GAPKI di Medan. Master Sitohang dari harian Bisnis Indonesia bersama beberapa wartawan minta keterangan. Saya terangkan apa adanya. Saya harap berita ini akan sampai kepada para anggota GAPKI sehingga memahami persoalan dan dapat mengambil tindakan demi perbaikan. Bisa juga pihak pelaku kejahatan yang memasukan solar itu jadi tahu bagaimana buruknya akibat yang terjadi. Padahal, dia mungkin hanya berminat mengambil sedikit keuntungan.
Ada juga media yang sampai memuat rincian jumlah CPO yang dikarantina: 68.000 ton di Rotterdam, 6.500 ton di Spanyol, 7.000 ton di Jerman, 1.500 ton di Inggris, dan 2.000 ton di Italia. Memang berita itu langsung dimuat di koran-koran Jakarta dan Medan. Bahkan Indian Express Newspapers juga memberitakannya di India memang sudah merasakan pengaruh kejadian itu terhadap harga CPO.
Pertemuan dengan Fediol itu seakan-akan deadlock. Hanya dari segi ketentuan batas tingkat pencemaran yang masih bisa diperdebatkan. Mereka minta CPO ditarik kembali semuanya, tetapi saya usulkan agar diperikasa kadar hidrokarbonnya. Saya serahkan kepada masing-masing untuk bernegosiasi. Beberapa perusahaan yang berunding mengirim kapal untuk menjemput minyak. Mungkin negara lain ada yang bisa menerimanya. Ketentuan batas kandungan hidrokarbon itu yang bisa kita golkan. Sehingga dari sekitar 85 ribu ton, hanya 22 ribu ton yang kandungannya diatas 25 ppm yang dibawa kembali ke Indonesia.
Sumber : Derom Bangun