Ada dugaan kalaupun dimurnikan dengan cara yang dimodifikasi, masih ada sisa sedikit yang tergolong polisiklis (Polycylisch cool water stoffen/hidrokarbon yang polisiklis). Dan ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena bisa menyebabkan kanker”, kata mereka. “Di Eropa, sekecil apa pun, itu tidak diterima”.
Dalam buku Handbook of Dangerous Materials dan Toxicology yang saya pelajari, policyclic hydrocarbon kita sering temukan di mana-mana. Dari asap knalpot kendaraan juga banyak. Menurut penilaian kami, itu nanti bisa dicek ambang batasnya. “Apalagi kalau kami di Indonesia makan sate, disitu juga ada karena dipangang. Di sini pun kalau orang barbrque, juga ada”, kata saya memberikan ilustrasi.
“Pemerintah kami tidak ingin ambil resiko”, kata mereka singkat saja, mencoba tetap berdiri kukuh pada sikapnya. Salah seorang delegasi cukup keras menolak datang dari perusahaan yang berkantor di Swiss. Ia berkata dengan keras, “Kami tetap tidak akan mungkin menerimanya. Jadi, saran kami, kita periksa semua barang biar dibawa kembali ke Indonesia”. Dia kelihatan cemas sekali. Saya maklum juga karena mengingat, industri makanan di Eropa belum lama terkena musibah pencemaran dioxin. Produksi yang sudah terpajang di supermaket pun harus ditarik kembali. Mereka sangat menakuti bencana besar seperti itu.
Sumber : Derom Bangun