Dalam batin saya bertanya-tanya bagaimana ceritanya solar itu bisa mencemari minyak sawit? Apakah ada kesalahan dari pihak pabrik atau ada pihak-pihak yang sengaja ingin mengail di air keruh atas peristiwa ini? Semua pertanyaan itu saya enyahkan dulu. Dalam pikiran saya hanya satu yang terlintas: Bagaimana memulihkan kepercayaan pasar, khususnya importir di Belanda, terhadap produsen minyak sawit di Indonesia.
Berita penolakan minyak swit Indonesia akibat pencemaran solar pun sampai ketelinga Menteri Perindustrian dan Perdagangan Jusuf Kalla. Minyak sawit termasuk ke dalam top five penghasil devisa negara. Terhentinya ekspor minyak sawit ke Eropa jelas merugikan negara. Oleh karena itu, Jusuf Kalla yang kemudian menjadi Wakil Presiden RI itu mementingkan diri untuk berkunjung ke Medan, mencari tahu akar persoalan pencemaran solar pada minyak sawit.
Kepala Kantor Wilayah Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara Iskandar Sabirin meminta saya untuk hadir pada saat kunjungan Jusuf Kalla ke kantor itu. Sabirin ingin saya menemani menteri melihat kondisi pelabuhan Belawan, tempat tangki-tangki penimbunan minyak sawit berada. Pada hari kedangan Jusuf Kalla, saya ajak rombongan untuk meninjau lokasi tangki penimbunan milik PT. Deli Tama Indonesia milik PTPN. Perusahaan negara itu memiliki sekitar 80 tangki timbun dengan total kapasitas 62.000 ton. Saya laporkan kepada menteri bahwa semua minyak sawit yang diekspor ke Eropa yang tercemar dari tangki ini.
Sumber : Derom Bangun