Hasil pertemuan itu tidak membawa implikasi apa-apa sampai tahun 2003. Prakarsa yang dihasilkan dari lokakarya pada tahun 2001 itu kembali dibicarakan. Sekali lagi saya, sebagai Ketu GAPKI, di undang hadir ke Kuala Lumpur untuk acara tersebut Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Acara dimulai tanggal 20 sampai 22 Agustus 2003 di Hotel Mutiara, Kuala lumpur. Pada pertemuan itu konsep yang lebih jelas mengenai tujuan, organisasi, dan prinsip-prinsip yang akan menjadi pedoman didalam pekerjaan selanjutnya sudah menjadi agenda pembahasan. Dalam pertemuan tahun 2003 itu dikemukakan prinsip 3P, yaitu People, Planet and Profit.
People adalah manusia, yang berarti aspek sosial harus dilakukan secara bertanggung jawab tanpa merugikan atau merendahkan martabat manusia, baik sebagai pegawai, pekerja, maupun sebagai masyarakat diluar perusahaan. Planet artinya pelanet bumi harus dijaga keberlanjutannya. Artinya, masalah lingkungan hidup, kegiatan perkebunan dan industri kelapa sawit tidak boleh merusak lingkungan secara tidak bertanggung jawab. Profit artinya dampak atau aspek ekonomi dari perusahaan. Perusahaan harus memperoleh keuntungan agar berkelanjutan. Dengan kata lain, secara ekonomi harus layak atau dalam bahasa Inggris disebut economycally reliable.
Pada Roundtable pertama ini slogan 3P tadi dikembangkan menjadi delapan prinsip dan 39 kriteria. Pertemuan ini disebut juga inaugural rountable, yang sebenarnya digagas oleh tujuh perusahaan dan organisasi, yaitu Aarhus United UK, Inggris; Golden Hope Plantation Berhad, Malaysia; MOPA, Malaysia; Migros, Swiss; Sainburry, Inggris; Unilever, Belanda; dan WWF, Swiss. Pidato selamat datang dismpaikan oleh Tan Sri Dato’Khalid Ibrahimselaku Ketua MPOA. Kemudian ada juga pidato atas nama Kementerian Pertanian RI yang disampaikan Dr. Delima Azhari, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
Sumber : Derom Bangun